Menurut Wahid, bagaimanapun kombinasi nasionalis dan santri dilevel grass root masih sangat penting. Sehingga Juan Rama dengan gerbong “hijaunya” bisa memperluas dan memperkuat basis elektoral pasangan.
“Posisi Juan Rama menjadi strategis di pasangkan kepada siapapun. Karena bisa menarik gerbong pemilih kalangan muslim tradisional yang jumlahnya cukup besar” katanya.
Pemimpin Muda
Selain itu, kata Wahid, kedepan kota Semarang butuh karakter pemimpin muda yang kaya gagasan. Yang memiliki ide-ide inovatif dan solutif untuk pembangunan kota.
“Modal politik Juan Rama menjadi anggota DPRD di kota Semarang menjadi penting untuk membangun sinergi antara eksekutif dan legislatif yang harmonis-produktif. Ini modal penting untuk pembangunan sebuah kota ke depan,” imbuhnya.
Tentu saja, kata Wahid, kelebihan pontensi anak muda ini harus ditunjukkan kepada masyarakat. Jangan sampai kinerjanya baik tetapi masyarakar tidak melihat.
“Tidak melihat ini kadang bukan karena tidak berbuat, tetapi karena kurang komunikasi publik, atau cara komunikasinya tidak nyampe ke grass root.”
Menurut Wahid, seorang calon walikota/wakil walikota harus punya gagasan politik programatik yang jelas.
Misalnya, kalau jadi nantinya mau berbuat apa. Saat kampanye masyarakat harus tahu porgram-programnya apa untuk kota Semarang nantinya. Karena bagaimanapun pemilih kota Semarang juga banyak dari kalangan menengah atas yang kritis.
Gagasan politik programatik inilah yang nantinya bisa kita tagih kalau jadi. Misal pak Prabowo janji makan siang gartis, ya itulah gagasan poltik programatik yang bisa kita tagih. Makanya pemimpin itu usianya boleh muda, tetapi harus kaya gagasan, jangan sampai pemimpin muda tetapi miskin gagasan. “Tugas masyarakat ayo kita gali gagasan-gagasan pemimpin muda seperti mas Juan Rama,” tutupnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah