“Jadi tergantung juga sama kostumnya, biasanya saya ambil yang tradisional, seperti batik Jawa. Kalau kostumnya tenun dan batik Bali itu saya beli sendiri,” ujarnya.
Limbah Kain Perca Jadi Produk Bernilai Tinggi
Dengan sentuhan kreativitasnya, kain perca hasil limbah konveksi justru dapat meraup pundi-pundi rupiah. Di tangan Santi, potongan-potongan kain perca mampu menjadi barang baru dengan nilai tinggi.
“Harganya bervariasi mulai dari Rp 50-150 ribu untuk boneka satuan, tas mulai dari Rp 45-60 ribu, sedangkan aksesoris mulai dari Rp 20 ribu. Paling best seller itu boneka,”
Bukan lagi sekadar hobi dan memanfaatkan limbah konveksi, kini Santi mulai serius menganggapnya sebagai bisnis. Berbagai inovasi terus ia lakukan guna bertahan di industri kerajinan tangan.
Selain boneka yang menjadi andalannya, Santi juga menyediakan berbagai produk seperti gantungan kunci, kalung, dan tas.
“Karena kalo melihat dari tren penjualan semakin meningkat, kalau nggak serius sayang, makanya saya terus mengembangkan bikin produk lainnya, nggak melulu boneka doang, itu juga menunjukkan kalau saya serius dalam bisnis ini,” pungkasnya (*).
Editor: Andi Naga Wulan.