Sementara itu, Plt Walikota Semarang, Hevearita G. Rahayu mengatakan setiap bulannya di Kota Semarang harus memiliki agenda kegiatan yang bisa menarik wisatawan.
Tak hanya kegiatan yang memang sudah direncanakan namun kegiatan yang bersifat dadakan seperti Festival Jalanan Kota Lama pada Sabtu (21/1) lalu juga bisa dilakukan. Bahkan event seperti itu cukup mengundang banyak pengunjung untuk memadati Kota Lama.
“Kami harap event-event bisa tingkat nasional. Jangan hanya sekedar kegiatan. Contoh, di Kota Lama kemarin kolaborasi dengan kementerian. Walau persiapan mepet tapi jadi kegiatan yang luar biasa,” tuturnya.
Ita, sapaan akrabnya, menyebutkan kegiatan yang masuk dalam calender of event Kota Semarang memang hampir sama setiap tahunnya, namun ia meminta agar pengemasannya dilakukan dengan lebih baik lagi.
Ita juga berharap lokasi-lokasi yang belum tersentuh wisatawan atau karang ada wisatawan datang bisa digali lagi.
“Jadi bisa mengajak pihak ketiga untuk buat agenda yang kecil-kecil, misalnya festival gilo-gilo bisa digelar. Jadi, ini akan memunculkan multiplier effect,” bebernya.
Selain menyusun calender of event selama satu tahun, Ita meminta agenda-agenda tersebut disosialisasikan bahkan jika memungkinkan bisa bekerjasama dengan Disbudpar di seluruh Indonesia. Sehingga agenda yang ada di Kota Semarang bisa diketahui oleh masyarakat luas.
“Seperti tahun kemarin, wisatawan nusantara mencalai 5,1 juta atau sekitar 70-80 persen. Potensi wisatawan nusantara cukup besar. Kita harus bisa memberikan fasilitas yang luar biasa kepada wisatawan domestik,” pungkasnya. (Ak/El)
Editor: Elly Amaliyah