Kesehatan

Pemkot Semarang Jalankan Layanan ILP Hingga Tingkat RW, Minimalisir Angka Kesakitan dan Kematian

×

Pemkot Semarang Jalankan Layanan ILP Hingga Tingkat RW, Minimalisir Angka Kesakitan dan Kematian

Sebarkan artikel ini
Pemkot Semarang Jalankan Layanan ILP Hingga Tingkat RW, Minimalisir Angka Kesakitan dan Kematian
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam. (Ellya/beritajateng.tv)

Kemudian, lanjutnya, ketika di posyandu primer ini dibutuhkan layanan yang tidak ada di posyandu mana bisa konsultasi ke Pustu. Apabila tidak ada di Pustu maka akan di rujuk ke Puskesmas Utama, berjenjang hingga Rumah Sakit. “Inilah yang namanya integrasi layanan primer,” imbuh dia.

Sentuh Masyarakat di Tingkat RW

Setelah integrasi layanan primer dinilai berhasil di tingkat tersebut, imbuh Hakam, maka mulai 1 Juni 2024 akhirnya layanan terintegrasi ini merambah hingga Rukun Warga (RW).

“Kita masuk ke RW-RW. Misal di Puskesmas Purwoyoso memiliki dua kelurahan, masing-masing kelurahan memiliki 7 atau 10 RW maka akan di datangi per RW. Ini sudah mulai di 1 Juni 2024 ini,” terangnya.

Hakam menyebut, sejauh ini posyandu primer dan layanan hingga RW ini berjalan dengan baik. Meski demikian, pihaknya tetap terus melakukan evaluasi dan menerima setiap masukan dari masyarakat.

“Nanti kita lihat evaluasinya bagaimana. Dari dugaan-dugaan penyakit yang didapati di Posyandu, kemudian yang harus membuktikan. Misalnya curiga hamil, maka harus di tespek di Pustu atau Puskesmas, tidak bisa di Posyandu. Rujukan-rujukan ini, komunikasi-komunikasi ini, maupun pemeriksaan lanjutan ini yang di butuhkan masyarakat,” bebernya.

Terkait respon masyarakat terhadap program ILP, Hakam mengaku respon masyarakat sangat luar biasa. “Ini karena Posyandu Primer ini kan konsepnya dari masyarakat untuk masyarakat. Jadi yang membantu registrasi, melakukan tensi, pemeriksaan adalah masyarakat. Namun sesuai tools MSN maka tetap ada pendampingan dari petugas Puskesmas,” jelas Hakam.

Pemerintah, kata Hakam, melakukan ILP tujuannya untuk mengurangi angka kesakitan dan angka kematian. “Jadi kalau misalnya ada penderita suatu penyakit, itu cepat terdeteksi sehingga saat masih dalam tahap awal, tata laksana pengobatannya lebih mudah dan lebih sempurna,” katanya.

Skrining tidak hanya terhadap skrining gula, tensi, kolesterol. Tapi juga penyakit infeksi seperti demam yang penyebabnya dari DB, tipes, TBC, atau penyakit infeksi yang lain.

“Itu melalui tools MSN (Mentari Sehat Nusantara) akan di arahkan, apakah curiga ke arah infeksi. Misal kecurigaan kearah TBC bisa dilanjutkan ke puskesmas untuk pemeriksaaan dahak dan seterusnya,” papar dia.

Menurut Hakam, dengan adanya ILP hingga ke RW, deteksi dan penanganan dini suatu penyakit bisa lebih cepat, dan pastinya mengurangi angka kesakitan dan angka kematian di Ibu Kota Jawa Tengah. (*)

Editor: Elly Amaliyah

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan