Hal tersebut juga menjadi alasan pompa-pompa lainnya yang berada di Bawah Tol Kaligawe, Kaligawe Raya, Muktiharjo Lor, Kampung Semarang, Kencono Selatan Utara, dan Padi Raya untuk dimatikan sementara.
UPTD Pompa Wilayah Timur, memiliki 44 pompa dengan total kapasitas sekitar 14.196 lps, yang mencakup delapan lokasi. Per-Rabu sore, pompa yang beroperasi adalah di Kandang Kebo (Jl. Banjir Kanal) dengan 6 unit pompa Submersible.
Di Pasar Waru (Jl. Sawah Besar Raya) terdapat 3 unit Mobile Pump, dengan 2 unit di antaranya beroperasi pada malam hari karena harus menutup jalan. Selanjutnya di Banjardowo (Jl. Genuksari – Karangroto) mengoperasikan 2 unit Submersible, diikuti oleh tiga lokasi di Jl. Purwosari IV: Tambakrejo 1 (2 unit Submersible), Tambakrejo 2 (1 unit Submersible), dan Tambakrejo 3 (1 unit Submersible).
Selain itu, di Trimulyo (Jl. Trimulyo) beroperasi 4 unit Submersible, serta di Aspol (Jl. Asrama Polisi Kabluk) yang mengoperasikan 2 unit pompa Submersible dan Mobile Pump.
Adapun pompa di lokasi lain seperti Manggis, Majapahit, Plamongan Hijau, dan Soekarno Hatta berstatus OFF (tidak beroperasi karena hujan telah reda) dan baru akan dioperasikan saat hujan turun.
Menyikapi kondisi cuaca ekstrem, Suwarto mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Pihaknya juga terus bersinergi dengan BBWS untuk meminimalisir dampak genangan di kota Semarang.
“Laporan menunjukkan debit Sungai Babon terpantau tinggi. Oleh karena itu, kesiapan pompa dan peran aktif warga dalam menjaga kebersihan saluran air menjadi kunci utama. Kami pastikan tim teknis di lapangan terus siaga 24 jam memantau dan mengoperasikan seluruh pompa,” pungkasnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah













