Endro menegaskan, sinergi lintas lembaga sangat dibutuhkan agar upaya mitigasi berjalan maksimal. Pemerintah daerah, menurutnya, tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan dari pusat.
“Kami butuh tambahan pompa besar dan genset, juga percepatan pembangunan sistem pengendali banjir pesisir seperti tanggul laut. Dukungan anggaran dari dana tak terduga dan program rehabilitasi pasca bencana juga sangat penting,” jelasnya.
Banjir yang terjadi pada 23 Oktober hingga 5 November 2025 lalu tercatat berdampak pada 63.400 jiwa atau 21.125 kepala keluarga di 20 kelurahan.
Wilayah paling terdampak antara lain Genuksari, Gebanganom, Kaligawe, dan Trimulyo. Empat orang di laporkan meninggal dunia akibat bencana tersebut.
Faktor penyebab banjir meliputi curah hujan ekstrem, sistem drainase yang tersumbat, pasang tinggi air laut, serta hambatan aliran di sungai-sungai utama.
“Kami belajar banyak dari kejadian kemarin. Harapannya, dengan kerja sama semua pihak, dari pemerintah daerah hingga pusat. Kejadian serupa bisa kita minimalisir di masa mendatang,” tutup Endro. (*)
Editor: Elly Amaliyah













