Oleh karena itu, lanjutnya, dengan arahan ibu Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu pengawasan kearsipan mulai berbenah.
“Sekarang ini, kita harus menganggap arsip itu penting, karena itu kita dapat melihat sejarah, kita dapat melihat kegiatan-kegiatan yang selama ini tidak terlihat,” jelasnya.
Menurut Laily, ada jenis-jenis arsip terpelihara seperti arsip statis, arsip bernilai sejarah, arsip yang mempunyai memori kolektif bangsa. Arsip itu sangat penting demi bagi sejarah Ibu Kota Jawa Tengah.
Dengan anggaran Dinas Arpus sendiri yang mencapai Rp 1.057.583.435 pada 2024, sepenuhnya untuk pelayanan, pembinaan, pengolahan serta pemenuhan sarpras kearsipan.
“Saat ini eranya digitalisasi, maka unggulan Arpus di Kota Semarang adalah karena sudah menggunakan digitalisasi dalam kegiatan sehari hari semua OPD di Kota Semarang,” katanya.
Bahkan, lanjut dia, Dinas Arpus memiliki aplikasi pengelolaan arsip elektronik yang bernama Srikandi (sistem informasi kearsipan dinamis terintegrasi).
Sedangkan indikator pengawasan kearsipan di OPD Pemkot Semarang memiliki bobot nilai 40 persen yang meliputi aspek penciptaan, pemeliharaan arsip, SDM, hingga sarpras.
“Dengan support Ibu Wali Kota dan semua OPD di Kota Semarang. Kami dapat meraih nilai tertinggi. Nilai ini akan mewakili Provinsi Jawa Tengah pada penilaian Kearsipan Tingkat Nasional yang akan diumumkan pada akhir tahun 2024,” jelasnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah