“Sebelumnya sering anjlok atau mati listrik, karena gak kuat untuk dua rumah,” katanya.
Kondisi tersebut membuat aktivitas di rumahnya terganggu. Misalnya, memasak nasi, atau lebih dari itu mengganggu anaknya belajar di malam hari.
“Kalau anak belajar di malam hari sering matu lampu karena gak kuat. Anak saya yang satu SD yang satu masih balita,” lanjutnya.
Namun, kondisi tersebut sekarang tidak terjadi lagi setelah mendapat bantuan sambungan listrik gratis.
“Sekarang sudah gak mati-mati (lampu) lagi. Anak bisa belajar dengan nyaman,” tambahnya.
Penerima manfaat dari Desa Sidokumpul, Rohyati, juga merasakan hal yang sama. Sebelumnya, Rohyati menyalur listrik dari rumah mertuanya.
“Mau pasang sendiri belum ada uang. Suami merantau di Jakarta hasilnya pas-pasan. Jadi, belum bisa pasang listrik sendiri,” ceritanya.
Kini, Rohyati sangat senang karena mendapat bantuan sambungan listrik gratis dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah .
“Alhamdulillah senang dapat bantuan. Sekarang, bisa masak, bisa mutar lagu karena listrik punya sendiri,” imbuhnya.
Senada juga disampaikan penerima manfaat, Munif Muhtadi. Ia bersama istri dan anak balitanya sudah membangun rumah sendiri di lahan belakang rumah orang tuanya.
“Waktu itu belum punya listrik sendiri. Masih nyambung orang tua. Jadi, kalau mau masak harus gantian biar tidak anjlok. Bantuan sambungan listrik gratis sangat bermanfaat bagi keluarga saya. Sudah tidak lagi anjlok dan bisa buat kebutuhan hidup yang harus menggunakan elektronik,” tandasnya. (*)
Editor: Andi Naga Wulan.