“Potensi ancaman longsoran susulan masih terjadi yang dipicu dari cuaca hujan, terbentuknya kubangan air di wilayah longsoran, mata air yang terus mengalir, dan suplai bahan bakar alat berat terlambat,” sambungnya.
Berbagai upaya penanganan longsor susulan pun pihaknya lakukan, salah satunya operasi modifikasi cuaca. “Operasi modifikasi cuaca, penyedotan dan pembuangan air dari kubangan sebagai upaya,” pungkasnya.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Ahmad Yani memperkirakan hujan sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi di Banjarnegara pada Minggu, 23 November 2025. Kondisi ini membuat risiko longsor susulan tetap tinggi di wilayah terdampak, termasuk Pandanarum.
BACA JUGA: 2 Korban Longsor Banjarnegara Ketemu, 12 Lainnya Masih Dalam Pencarian
Berdasarkan data dari BMKG, perkiraan cuaca untuk Banjarnegara menunjukkan intensitas hujan sedang-lebat, dengan angin permukaan bertiup dari barat-utara berkecepatan 10-25 km/jam, suhu 18-26 derajat, dan kelembapan 60-95 persen.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Agus Triyono, menjelaskan cuaca Jawa Tengah pada Minggu, 23 November 2025, masih berpotensi memicu bencana hidrometeorologi.
“Pagi cerah berawan-berawan, berpotensi hujan ringan di pesisir utara Pati dan Jepara. Siang/sore-awal malam: umumnya berawan, berpotensi hujan ringan–sedang. Potensi hujan sedang–lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah pegunungan–dataran tinggi, Jateng timur, Jateng selatan, sebagian Solo Raya dan sekitarnya,” ujar Agus dalam laporan tertulisnya.
Ia meminta masyarakat mewaspadai dampak lanjutan dari cuaca ekstrem tersebut. “Waspada bencana hidrometeorologi beserta dampaknya seperti banjir, tanah longsor, angin kencang/puting beliung, sambaran petir, pohon tumbang, genangan air, dll,” imbuhnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













