“Di Baznas tidak boleh ada saving, tidak boleh disimpan, harus in out. Begitu masuk langsung keluar, paling satu-dua bulan, perencanaan dalam konteks bantuan atau pendistribusian itu, tetapi intinya tidak ada yang boleh disimpan oleh Baznas,” tegas dia.
Benarkan kelas atas menjadi penyumbang zakat terbesar, Noor ungkap kalangan muda tak mau kalah
Perihal penyumbang zakat terbesar, Noor tak menampik kelas atas menjadi mayoritas.
Namun, Noor membeberkan infaq dan zakat dari kalangan menengah, utamanya kalangan muda, bisa terbilang cukup besar.
“Kelas atas pasti [paling besar], tetapi yang infaq, mau kelas menengah atau anak-anak muda, ini infaq-nya banyak sekali. Kami punya infaq munfiq dan mutashodiq anak muda itu 4 juta lebih. Mereka infaq Rp250 ribu, Rp500 ribu, Rp100 ribu, banyak sekali,” ucap Noor.
Lebih lanjut, Noor mengungkap alokasi zakat oleh Baznas RI sebesar 15 persen untuk korban terdampak bencana alam.
“15 persen untuk bencana. Target pengumpulan tahun ini Rp50 triliun, baik itu Baznas RI maupun LAZ. Tapi untuk pusat kami targetkan Rp1,4 triliun. Itu 2025 nanti. Kalau 2024, untuk pusat sudah Rp 1,2 triliun,” pungkas dia. (*)
Editor: Farah Nazila