Saat tiba di Madinah, terang Prof Imam, Nabi Muhammad masjid sebagai tempat peradaban. Masjid tidak semata-mata hanya sebagai tempat ibadah sholat, namun menjaid tempat untuk membangun sosial sesama manusia. Saat itu muncul Piagam Madaniyah pada tahun 622 M.
Piagam Madinah adalah sebuah dokumen yang disusun oleh Nabi Muhammad SAW, yang merupakan suatu perjanjian formal antara dirinya dengan semua suku suku dan kaum kaum penting di Yatsrib (kemudian bernama Madinah). Dokumen tersebut disusun sejelas jelasnya dengan tujuan utama untuk menghentikan pertentangan sengit antara Bani Aus dan Bani Khazraj di Madinah. Untuk itu dokumen tersebut menetapkan sejumlah hak hak dan kewajiban kewajiban bagi kaum Muslim, kaum Yahudi, dan komunitas komunitas lain di Madinah, sehingga membuat mereka menjadi suatu kesatuan komunitas, yang dalam bahasa Arab disebut ummah.
“Jadi agama Islam itu tidak hanya sekedar mengajarkan ibadah mahdhoh saja. Tidak mengajarkan sholat saja, Tidak hanya mengatur soal hubungan manusia denga Allah saja, namun juga mengajarkan tata cara kehidupan sosial atau hubungan sesama manusia. Hal itu juga tertuang dalam sebuah hadits nabi, yang hadits itu muncul saat awal-awal di Madinah. Hadits ini juga menjadi inspirasi jemaah haji, yakni inspirasi sebagai ciri ciri haji mabrur,” kata dia.
Hadits tentang Hablumminannas
Adapun hadits nabi tersebut berbunyi
عن عبد الله بن سلام رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: «يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أَفْشُوا السَّلَامَ وَصِلُوا الْأَرْحَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ».
Dari Abdullah bin Salām -raḍiyallāhu ‘anhu-, dia berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Wahai manusia! Sebarkanlah salam, sambunglah silaturrahmi, berilah makanan, dan salatlah ketika orang-orang tidur, kalian pasti masuk surga dengan selamat.”
Hadis sahih – Diriwayatkan oleh Ibnu Mājah
Diterangkan Prof Imam, hadis ini mengandung anjuran dan peringatan tentang empat perbuatan terpuji dan sifat baik yang jika dilakukan oleh manusia bisa mengantarkan ke surga. Sifat-sifat tersebut adalah menyebarkan salam, menyambung silaturrahmi, memberi makanan dan salat malam ketika manusia sedang tidur. Barangsiapa memiliki sifat itu, niscaya ia masuk surga dengan selamat.
“Menyimak hadits tersebut, sebetulnya tidak berisi perintah yang berat. Namun ringan. Kita harus memprbanyak menjaga hubungan baik sesama manusia lebih dulu, baru kemudian menjaga hubungan kepada Allah yakni dengan salat,” bebernya.
Kemudian, Prof Imam Taufiq mengajak kepada semua jamaah untuk terus membaca, dan belajar terhadap semua hal, merujuk ayat pertama Al Quran yaitu surat Al Alaq atau Iqra’.
Serba-serbi Malam Nuzul Qur’an
Sementara KH Nur Fauzan Ahmad, S.S., M.A selaku tuan rumah mewakil Rektor Undip Prof Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum menyampaikan terima kasih kepada PW IPHI Jateng yang sudah hadir di Masjid dalam acara Tarhim dan juga memperingati Nuzulul Quran ini.
IPHI yang saat ini usia 33 tahun, sudah melakukan banyak program dengan baik. Dan kegiatan ini sebagai salah satu upaya bersama untuk mengevalusasi diri dalam upaya mencapai derajat tertinggi yaitu taqwa. Karena semua ibadah itu muaranya adalah tattaqun, mencapai derajat taqwa. “Ibadah haji juga demikian. Adapun wujud dari tataqun terlihat pada perilakunya setelah menunaikan haji,” kata dia.
“Malam ini kita memperingati Nuzulul Quran, semoga kita mendapat berkah dan hikmah dari Al Quran,” kata Kiai Nur Fauzan Ahmad yang juga Wakil Ketua PW IPHI Jateng ini (*).