BACA JUGA: Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang, Ita Ajak Generasi Muda Teladani Sejarah
Ziarah makam pahlawan sebagai bentuk pembelajaran
Khalik menambahkan, kegiatan ini sekaligus sebagai pembelajaran dalam menguatkan keimanan dan ketakwaan siswa. Anak-anak diajari etika memasuki makam, tata cara berdoa kepada leluhur, hingga etika berziarah.
Adapun beberapa pahlawan yang mereka kunjungi antara lain makam dr. Kariadi, Achmad Roemani, dan Mgr Albertus Soegijapranata. Selain itu, anak-anak juga guru ajak berkunjung ke makam-makam pahlawan tanpa nama.
Di sisi lain, beberapa guru juga secara bergantian membacakan biografi dan cerita perjuangan dari pahlawan yang sebelumnya telah dikunjungi. Mulai dari lahir, perjuangan melawan penjajah, hingga tutup usia.
“Anak-anak juga dikenalkan ke makam-makam pahlawan yang nggak ada namanya karena wajahnya tidak bisa dikenali. Anak-anak kita kenalkan di sini sehingga anak-anak mengingat perjuangan para pahlawan akhrinya timbul rasa syukur arti pentingnya kemerdekaan Indonesia ini,” lanjutnya.
Sementara itu, Babinsa Kelurahan Pekunden, Yoggi Hidayat berkesempatan mendampingi mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, ziarah ke makam pahlawan dapat menumbuhkan karakter anak-anak terkait semangat juang.
“Dengan membacakan biografi dan cerita tentang pahlawan, anak-anak dapat menjadi karakter semangat juang seperti pahlawan, sehingga dapat membenahi generasi yang lebih baik lagi,” ungkapnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi