SEMARANG, beritajateng.tv – Kebutuhan finansial jangka pendek seperti pekerjaan, cicilan, dan konsumsi sering kali membuat masyarakat mengabaikan pentingnya perencanaan dana pensiun.
Padahal, mempersiapkan masa pensiun sejak muda dinilai krusial untuk menjaga stabilitas keuangan di usia nonproduktif.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tingkat persiapan dana pensiun di Indonesia masih rendah, baik di sektor pekerja formal maupun informal.
Laporan Mercer CFA Institute Global Pension Index 2023 juga menilai sistem pensiun nasional masih menghadapi tantangan, terutama dari sisi cakupan kepesertaan dan rendahnya literasi keuangan.
BACA JUGA: Banyak Keluhan Debt Collector, OJK Jateng Minta Warga Berani Melapor
Meski banyak individu memahami pentingnya dana pensiun, keputusan untuk menyiapkannya sering tertunda karena prioritas kebutuhan harian. Padahal, semakin dini seseorang menabung, semakin besar potensi pertumbuhan dana melalui efek bunga berbunga.
DPLK Jadi Alternatif Perencanaan Jangka Panjang
Salah satu instrumen yang bisa dimanfaatkan adalah Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), yaitu program pensiun yang dikelola lembaga keuangan dan berada di bawah pengawasan OJK.
Ketua Pengawas DPLK bank bjb, Dr. Nur Hasan Kurniawan, mengatakan bahwa peserta dapat menyetor dana secara berkala sesuai kemampuan, serta memilih portofolio investasi konservatif, moderat, atau agresif.
“Berbeda dengan tabungan biasa, perancangan DPLK khusus untuk menyediakan pendapatan saat pensiun. Program ini dapat di ikuti baik oleh pekerja perusahaan maupun masyarakat umum secara mandiri,” katanya pada Rabu, 10 Desember 2025.
bank bjb menghadirkan layanan dana pensiun melalui produk bjb siap (DPLK) dengan pilihan investasi yang beragam.












