Ia juga menyebutkan bahwa dampak dari perlambatan ekonomi global, termasuk kebijakan tarif Trump di Amerika Serikat, turut memukul sektor ekspor Indonesia. Produk ekspor seperti tekstil, alas kaki, dan elektronik yang banyak diproduksi oleh UMKM mengalami penurunan permintaan.
“UMKM adalah tulang punggung ekonomi nasional. Ketika pesanan ekspor mereka turun, maka langsung berdampak ke pengangguran, penurunan pendapatan, dan akhirnya memperbesar ketimpangan,” tambahnya.
BACA JUGA: Perkuat Pertumbuhan Ekonomi Domestik, LPS Pertahankan Tingkat Bunga Penjaminan
Kasus kepailitan Sritex, salah satu eksportir besar di sektor tekstil, menjadi contoh nyata dari dampak domino ini.
“Kepailitan Sritex jadi contoh nyata. Efeknya menjalar ke ribuan tenaga kerja dan memperburuk pengangguran,” lanjutnya.
Westri mengapresiasi adanya pertumbuhan ekonomi, namun ia menegaskan bahwa kualitas pertumbuhan juga penting untuk dievaluasi.
“Ekonomi boleh tumbuh, tapi kalau yang tumbuh hanya untuk segelintir elite, itu bukan pertumbuhan yang sehat. Pemerintah harus mulai menggeser strategi dari sekadar mengejar angka, menjadi mengejar pemerataan,” tutupnya. (*)
Editor: Farah Nazila