Jateng

Pilih Kerbau, Kenapa di Kudus Jawa Tengah Jarang Kurban Sapi? Begini Riwayatnya Terkait Tradisi

×

Pilih Kerbau, Kenapa di Kudus Jawa Tengah Jarang Kurban Sapi? Begini Riwayatnya Terkait Tradisi

Sebarkan artikel ini
Kerbau Kudus
Seorang jagal tengah melepas ikatan kerbau sebelum dipotong sebagai hewan kurban di salah satu masjid di Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. (ant)

Warga dari luar daerah yang menetap di Kudus akhirnya ikut menghormati kearifan lokal dengan menyembelih kerbau. Hal itu sebagai bentuk toleransi antarumat beragama.

Meskipun era modern seperti sekarang banyak terjadi perpindahan penduduk, termasuk di Kabupaten Kudus seiring tumbuhnya industri baru yang menyerap ribuan pekerja baik dari Kudus maupun luar daerah, hal itu tidak mengubah sikap mayoritas Muslim untuk tetap menghormati umat Hindu. Memang, sejumlah kalangan yang tidak fanatik, kini mulai beralih memilih sapi dalam berkurban.

Masyarakat Kudus sendiri cukup akrab dengan daging kerbau. Karena, awalnya hewan ini menjadi penarik gerobak, alat transportasi tradisional yang sudah ada sejak era Kerajaan Majapahit.

Selain itu, kerbau juga untuk membajak sawah para petani sebelum akhirnya tergantikan traktor seiring dengan perkembangan zaman yang serba-modern.

Kuliner khas Kudus juga menggunakan bahan baku daging kerbau, di antaranya satai, pindang, dan soto kerbau sehingga masyarakat juga terbiasa mengonsumsi daging kerbau.

Kerbau juga menjadi prestise bagi kalangan ekonomi menengah ke atas sehingga setiap ada hajat penting, mereka lebih memilih menyembelih kerbau untuk jamuan makan ketimbang hewan ternak lainnya.

Harga daging kerbau memang lebih mahal daripada daging sapi. Harga daging kerbau rata-rata di atas Rp150 ribu/kg, sedangkan daging sapi di bawahnya.

Hal demikian akhirnya menciptakan pangsa pasar tersendiri. Karena, kebutuhan masyarakat tidak hanya saat Idul Adha, tetapi juga perlu dalam konsumsi sehari-hari.

Ajakan menyembelih kerbau sebagai sebuah kearifan lokal itu, kini berubah menjadi kultur masyarakat di Kabupaten Kudus dan menjadi bagian dari peradaban masyarakatnya.

Tradisi toleran masyarakat Kudus tersebut tidak akan punah. Meskipun, masih banyak pihak yang ingin menemukan bukti fisik adanya ajakan Sunan Kudus untuk menghormati umat Hindu dengan tidak menyembelih sapi tersebut.

BACA JUGA: Tradisi Sedekah Laut Nelayan Tambaklorok, Larung Sesaji Kepala Kerbau ke Tengah Laut

Hanya terima hewan kurban kerbau

Salah satu masjid yang masih setia memegang ajaran Sunan Kudus, yakni Masjid Al Aqsha Menara. Pasalnya, pihaknya pada Hari Raya Idul Adha hanya menerima penitipan kerbau, kambing, dan domba.

Juru bicara Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus Deny Nur Hakim membenarkan bahwa selama ini masyarakat juga paham bahwa Masjid Menara Kudus hanya menerima kerbau, kambing, dan domba. Sebab, sudah menjadi tradisi maka selama ini tidak ada warga yang menyerahkan sapi sebagai hewan kurban di masjid ini.

Ajaran Sunan Kudus ini masyarakat yakini tidak akan punah. Sebab, masih banyak pihak yang menyebarluaskan informasi mengenai ajaran Sunan Kudus tersebut kepada generasi muda. Baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di bangku sekolah.

Pelaksanaan kurban di Masjid Al Aqsha Menara Kudus terjadwal pada Rabu, 12 Dzulhijjah 1445 Hijriah bertepatan dengan 19 Juni 2024.

Adapun jumlah hewan kurban tercatat 14 kerbau, namun bisa bertambah karena masih ada waktu bagi masyarakat menyerahkan hewan kurban. Pada tahun lalu jumlah kerbau yang jadi kurban 18 ekor, sedangkan kambing 30 ekor.

Tradisi Masjid Al Aqsha Menara Kudus tetap menyembelih kerbau pada setiap Idul Adha yang terjaga hingga hari ini memberi pesan tentang pentingnya merawat toleransi. (ant)

Editor: Mu’ammar R. Qadafi

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan