Jateng

Polemik Pengelolaan Parkir di Pasar Tradisional Semarang, Disdag Janji Benahi Sistem Lelang

×

Polemik Pengelolaan Parkir di Pasar Tradisional Semarang, Disdag Janji Benahi Sistem Lelang

Sebarkan artikel ini
Polemik Pengelolaan Parkir di Pasar Tradisional Semarang, Disdag Janji Benahi Sistem Lelang
Kondisi lahan parkir di pasar Johar bagian Tengah. (Ellya/beritajateng.tv)

BACA JUGA: Pemkot Rencanakan Proyek Underground Simpanglima Semarang

“Namanya juga hal baru, pasti ada kekurangan. Ini jadi evaluasi agar sistem ke depan lebih baik dan dapat semua pihak terima,” ujar Moy, sapaan akrabnya.

Dia menegaskan proses lelang sudah berjalan sebelum ia menjabat. Tetapi tetap bertanggung jawab atas seluruh rekomendasi yang telah keluar.

Moy juga menyampaikan permohonan maaf kepada pihak-pihak yang merasa terdampak kerugian.

“Rekomendasi yang saya keluarkan bukan untuk mematikan siapa pun. Pemerintah hadir untuk menyejahterakan masyarakat. Saya titip kepada pemenang lelang agar menjaga situasi tetap aman dan kondusif, tidak menimbulkan gesekan,” katanya.

Menurutnya, semua pihak yang terlibat adalah warga Kota Semarang dan memiliki hak yang sama. Oleh karena itu, perlu komunikasi terbuka agar tidak menimbulkan konflik, termasuk tidak membawa nama ormas atau kelompok tertentu.

Lebih lanjut, dari 52 pasar tradisional di Kota Semarang, sebanyak 40 titik parkir masuk lelang. Karena memiliki potensi pendapatan asli daerah (PAD) yang belum maksimal.

Sementara 12 titik lainnya belum lelang karena belum siap secara administratif atau operasional.

Moy menegaskan bahwa Pemkot Semarang akan terus membenahi sistem lelang parkir agar lebih transparan, akuntabel. Serta dapat di terima semua pihak. Sosialisasi dan dialog terbuka akan pihaknya perkuat dalam proses ke depan.

“Harapan kami, sistem lelang ini bisa mengoptimalkan PAD dan tetap memberi ruang kerja bagi masyarakat. Semua harus dirapatkan dan disepakati bersama agar pelaksanaan di lapangan tidak menimbulkan masalah,” ujarnya.

Yeyen, salah satu petugas parkir di Pasar Johar Basement mengaku belum mengetahui adanya informasi mengenai pergantian pengurus parkir.

“Belum tau informasinya. Saya masih narik seperti biasa. Rata-rata sehari bisa dapat Rp 75-100ribu sehari,” kata Yeyen.

Ia berharap bisa ikut dilibatkan jika nantinya perusahaan mengambil alih pengelolaan parkir di kawasan tersebut.

“Kalau diambil alih perusahaan pusing juga, bisa hilang pekerjaan. Harapannya, kalau pengurus baru bisa terlibat,” kata dia. Yeyen menyebut setiap hari menyetor Rp 30ribu kepada pengurus Masjid untuk retribusi.

Sementara itu, Andik, petugas parkir di Johar Tengah mengaku baru saja mulai hari pertama bekerja sebagai tukang parkir di Johar Tengah.

“Saya baru hari ini. Ikut mengelola saja. Baru mulai kerja hari ini,” kata Andik. (*)

Editor: Elly Amaliyah

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan