Jateng

Polisi Larang Live TikTok Saat Demo, Diskominfo Jateng: Silakan Saja, Kami Tak Pernah Melarang

×

Polisi Larang Live TikTok Saat Demo, Diskominfo Jateng: Silakan Saja, Kami Tak Pernah Melarang

Sebarkan artikel ini
Live TikTok
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Tengah, Agung Hariyadi, saat dijumpai langsung di kantornya, Jumat, 29 Agustus 2025. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

“Kita bicara kultur budaya Indonesia. Dengan adanya era digital jangan sampai kita kehilangan kultur; ini hanya pindah media, dari nyata ke digital. Budaya jangan sampai luntur, jangan sampai kita justru terlihat tidak berbudaya ketika masuk ruang digital. Maka itu tugas kita meliterasi masyarakat,” tegas Agung.

Live TikTok saat demonstrasi, bedakan jurnalisme warga dan profesional

Lebih lanjut, berkaitan dengan live saat demonstrasi berlangsung, Diskominfo Jawa Tengah juga mendorong agar pegiat media sosial bisa memahami perbedaan antara jurnalisme warga dan jurnalisme profesional.

“Pegiat medsos seharusnya juga dibekali seperti jurnalis, itu ranahnya PWI atau Dewan Pers. Dulu saya pernah mengumpulkan pegiat medsos, kami arahkan, kami temukan juga dengan PWI agar aktivitasnya memenuhi aspek-aspek pers. Jangan sekadar foto,” pungkasnya.

Sebelumnya, peringatan datang dari Polda Metro Jaya menjelang aksi demonstrasi buruh yang berlangsung pada Kamis, 28 Agustus 2025.

Polisi secara tegas akan memantau dan melarang segala bentuk siaran langsung atau live streaming di media sosial, khususnya TikTok, yang berkaitan dengan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI.

BACA JUGA: Live TikTok Saat Operasi, Dua Nakes Ini Terancam Sanksi Etik

Alasannya, polisi mengendus adanya modus operandi baru yang memanfaatkan keramaian demo untuk keuntungan pribadi sekaligus menyebarkan provokasi.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, mengungkap bahwa beberapa oknum sengaja melakukan siaran langsung untuk memancing penonton memberikan gift atau hadiah virtual yang bisa diuangkan.

“Ini ada metode baru ini, mudah-mudahan tidak terjadi lagi mengajak masyarakat untuk melakukan aksi dengan live di TikTok. Mohon maaf, dengan live media sosial yang metodenya kalau tidak salah berharap ada gift ada hadiah dan lain sebagainya,” ujar Ade Ary kepada wartawan.

Tak hanya soal mencari keuntungan, siaran langsung ini juga dinilai sangat rawan digunakan untuk menyebarkan ajakan provokatif. Terutama, yang menargetkan para pelajar untuk ikut turun ke jalan. (*)

Editor: Mu’ammar R. Qadafi

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan