Adapun potongan itu, tutur Ivan, bergantung dari jumlah orderan yang driver dapat setiap harinya. Ivan pun enggan berlangganan GrabBike Akses Hemat lantaran takut layanan tersebut sifatnya permanen.
“Itu [potongan] setiap hari, misal dapat orderan berapa, sesuai dengan ketentuannya berapa, itu potongannya setiap hari. Kalau pengin berhenti berlangganan bisa, cuma yang kita takutkan ternyata nanti tidak bisa cabut karena dibikin permanen, makanya kita tolak,” tegas Ivan.
Sebab, kata Ivan, kejadian langganan hemat permanen itu operator ojek online lain lakukan.
“Jangan sampai jadinya permanen dan berlanjut ke layanan yang lain. Karena di aplikasi sebelah sudah lama melakukan hal tersebut. Dari bike, food, express, itu semua dibikin seperti itu,” tutur dia.
Orderan semakin berkurang, Ivan hanya dapat Rp50 ribu per hari, sebelumnya bisa kantongi hingga Rp250 ribu
Kendati begitu, Ivan yang memilih untuk tidak berlangganan merasa orderan yang masuk ke pihaknya makin hari makin berkurang.
Bukan tanpa alasan, Ivan menyebut pengguna Grab lebih memilih layanan Hemat ketimbang reguler.
Hal itulah yang membuat Ivan sepi orderan sejak GrabBike Akses Hemat rilis per 17 Februari 2025 lalu.
“Dampaknya kami rasakan dari 17 Februari sampai hari ini. Mereka, customer, larinya ke GrabBike Hemat,” jelas dia.
TONTON JUGA: Video Butuh Uang untuk Nikahi Kekasih yang Hamil, Warga Ngaliyan Nekat Rampas Mobil Driver Online
Sebelumnya, Ivan bisa mendapatkan Rp150-250 ribu sehari. Sekarang, Ivan hanya bisa mendapatkan Rp50 ribu setiap harinya.
“Yang biasanya saya sehari bisa dapat 15-20 orderan, sekarang dapatnya 5-6, mentok itu. Berangkat dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam. Kalau rupiahkan paling Rp50 ribu, jauh banget dari sebelumnya,” pungkas Ivan. (*)
Editor: Farah Nazila