Ia mengungkap, kondisi labilitas udara berpengaruh pada turunnya hujan.
“Ketika potensi semakin labil, dia akan semakin mudah pertumbuhan awannya untuk terbentuk hujan,” pungkasnya.
Cuaca ekstrem melanda Jawa Tengah
Kabar sebelumnya, cuaca ekstrem menurut perkiraan maish melanda Jawa Tengah selama tiga hari mendatang.
Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pun telah melanda wilayah Jawa Tengah. Akibatnya, sebagian wilayah utamanya Jawa Tengah bagian timur seperti Grobogan terendam banjir.
BMKG mengungkap, potensi hujan masih akan melanda Jawa Tengah selama Maret 2025. Utamanya, di wilayah pegunungan, Jawa Tengah bagian timur, Pantura, dan Jawa Tengah bagian selatan.
Hujan lebat yang terjadi beberapa hari lalu di Jawa Tengah, kata Winda, lantaran sirkulasi siklonik di sebelah barat Pulau Sumatera.
BACA JUGA: Protes Banjir Rob Tak Tertangani, Ribuan Warga Sayung Gelar Istiqhosah dan Kirim Surat ke Jokowi
Adapun hujan lebat yang akan turun beberapa hari mendatang, Winda sebut penyebabnya ialah sirkulasi di utara Australia atau di selatan Pulau Papua.
“Sirkulasi membuat belokan dan pertemuan angin di Jawa Tengah, sehingga itu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan juga potensi hujan sedang hingga lebat di wilayah Jawa Tengah,” jelas Winda saat beritajateng.tv jumpai di kantornya, Rabu, 12 Maret 2025.
Pada 14-15 Maret 2025, kata Winda, Jawa Tengah akan mengalami fenomena MJO (Madden Julian Oscillation) yang berpotensi meningkatkan curah hujan. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi
Respon (3)