SEMARANG, beritajateng.tv – Di 100 hari kerja Walikota Semarang dan Wakilnya, Agustina-Iswar Aminuddin, beberapa program di Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Semarang telah berhasil terlaksana.
Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Kadisperkim) Kota Semarang, Yudi Wibowo menyebut telah melaksanakan program terkait perumahan, permukiman hingga infrastruktur.
Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menyediakan berbagai bantuan rumah baru dan perbaikan rumah bagi masyarakat yang kurang mampu.
Bantuan ini mencakup program seperti RTLH (Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni) dan pembangunan rumah baru bagi masyarakat yang belum memiliki rumah sama sekali.
BACA JUGA: Antrean Masuk Rusunawa Semarang Hingga 4.000 KK, Disperkim Akan Batasi Lama Waktu Huni Maksimal 6 Tahun
“Ada program pembangunan Rumah Baru, tahun 2025 ini baru 10 rumah. Tapi kami sudah ajukan di Anggaran Perubahan, kemungkinan oleh bu Wali akan tambah 10 rumah baru lagi,” kata Yudi, Kamis, 29 Mei 2025.
Untuk mendapatkan program Rumah Baru, lanjut Yudi, syaratnya harus masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), belum memiliki rumah, dan merupakan MBR.
“Untuk program rumah baru. Warga yang masuk dalam DTKS tetapi tidak punya rumah maka bisa mengajukan rumah. Kami akan cek dan upayakan bantu. Cuman nilainya terbatas hanya Rp 40 juta. Misal mereka punya uang dan ingin menambahi, bisa,” papar dia.
Pembangunan 10 rumah baru tersebut akan menyasar pada beberapa titik wilayah, seperti di wilayah kecamatan Gunungpati, Mijen dan Genuk.
“Kebanyakan yang tanah di Gunungpati, Mijen dan Genuk. Kalau di kota-kota kan mahal. Ini sangat terbatas,” ujarnya.
Program pembangunan Rumah Baru ini, nantinya akan menyasar ke penghuni-penghuni Rumah Susun (Rusun) namun memiliki lahan dan ingin membangun rumah.
“Kedepannya kami akan mengalokasikan pada penghuni rusun. Agar mereka penghuni rusun bisa keluar dan menempati rumah barunya. Selanjutnya akan ada yang masuk ke rusun. Karena memang selalu penuh terus,” jelas dia.