Jateng

Protes Hingga Wadul Dewan, Ketua Lama Keberatan Wareng Pimpin Paguyuban PKL dan Becak Simpang Lima

×

Protes Hingga Wadul Dewan, Ketua Lama Keberatan Wareng Pimpin Paguyuban PKL dan Becak Simpang Lima

Sebarkan artikel ini
Protes Hingga Wadul Dewan, Ketua Lama Keberatan Wareng Pimpin Paguyuban PKL dan Becak Simpang Lima
Aktivitas PKL dan becak Simpang Lima Semarang. (Ellya/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Pergantian kepengurusan Paguyuban PKL dan becak di Simpang Lima menimbulkan polemik, perwakilan paguyuban serta Dinas Perdagangan lakukan audiensi ke Komisi B DPRD Kota Semarang.

Ketua Paguyuban 2010-2024 Suyanto menyuarakan keberatannya atas proses pergantian kepemimpinan yang menurutnya tak transparan. Ia juga menilai jika pergantian Ketua tidak melibatkan anggota paguyuban.

Ia menjelaskan, jika penunjukan ketua baru berjalan secara sepihak tanpa melibatkan para anggota yang selama ini aktif di lapangan.

Pihaknya, menilai seharusnya pemilihan ketua berlangsung seperti pemilihan RT. Yakni, berdasarkan musyawarah internal warga atau anggota paguyuban.

BACA JUGA: Video DPP Panser Biru Dilantik, Kepareng Wareng Ketua, Ade Bhakti Dewan Pembina

Sedikit informasi, Kepareng alias Wareng terpilih menjadi Ketua baru Paguyuban PKL dan Becak Simpang Lima Semarang. Ia menggantikan Suyanto yang kini menjadi wakil.

“Harusnya yang jadi ketua itu dari kalangan PKL sendiri. Yang tahu situasi, tahu kebersihan, tahu siapa saja yang berjualan. Kalau langsung menunjuk dari luar, ya tidak benar,” tegasnya

Selama kepemimpinannya, Suyanto mengklaim telah mengatur agar aktivitas PKL hanya berlangsung pada malam Sabtu, malam Minggu, dan malam Senin. Hal ini ia lakukan untuk menjaga agar kawasan Simpang Lima tetap tertib dan tidak berubah fungsi menjadi pasar harian.

“Dulu saya batasi tiga hari saja, supaya tetap rapi dan tidak ganggu. Tapi sekarang buka setiap hari. Saya khawatir malah jadi pasar umum,” jelasnya.

Lebih lanjut, menurut Suyanto yang lebih mengkhawatirkan adalah banyak PKL merasa takut untuk menyampaikan aspirasi.

Ia mengakui, hal ini berbeda dengan masa kepemimpinannya, yang berprinsip keterbukaan dan komunikasi dua arah.

“Sekarang mereka takut bicara. Takut usul. Padahal, dulu semua hal kami diskusikan bersama. Kalau ada yang rusak, saya yang kena tegur. Tapi saya siap karena itu bagian dari tanggung jawab,” katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Kota Semadang Joko Widodo menegaskan bahwa pergantian pengurus paguyuban semestinya dengan melibatkan seluruh unsur yang ada di lapangan, terutama anggota paguyuban itu sendiri.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan