Menurut keterangannya, mangrove tersebut cukup tua, dengan usia di atas 10 tahun.
Dari 46 hektare tanaman bakau itu, kata Vita, kebanyakan mati lantaran terdampak secara tidak langsung. Adapun lokasi terbanyak menurutnya ada di Kabupaten Demak.
“Totalnya 46 hektare, banyak dampak tidak langsungnya. Dampak langsungnya sedikit. Itu sudah dalam bentuk hutan, sudah tua sudah lama lebih dari 10 tahunan,” ungkap Vita.
Revegetasi tengah diupayakan, Demak jadi lokasi pilihan
Terkait hal ini, Pemprov Jawa Tengah bersama pemerintah pusat mengupayakan revegetasi atau penanaman kembali untuk mengganti tanaman mangrove dengan luas yang sama.
Survei guna menentukan revegetasi di lokasi yang tepat sedang Pemprov Jawa Tengah lakukan hingga kini.
“Kemarin sudah survei dari teman-teman BPJN itu di daerah Demak. Kita mencari lokasi yang lahannya cocok. Jadi tidak bisa sembarangan menanam,” ucap Vita.
BACA JUGA: Rest Area Seringkali Bikin Macet, Pakar Transportasi: Pemerintah Harus Bangun di Luar Jalan Tol
Tak hanya itu, pihaknya turut menggandeng akademisi dari Universitas Diponegoro untuk menentukan lokasi penanaman bibit mangrove.
Kriterianya, tutur Vita, tanah harus subur agar bisa hidup serta status tanah tidak ada hak miliknya.
“Dari survei yang cocok, Demak semua (area). Kalau Semarang ada proyek pelabuhan, lokasi tanahnya areanya tidak ada,” tandas Vita. (*)
Editor: Farah Nazila