Dalam aksi tersebut, warga menuntut PT Pentawira bertanggung jawab atas dampak lingkungan yang masyarakat rasakan.
Mereka meminta perusahaan segera melakukan pengendalian debu dan kebisingan, evaluasi perekrutan tenaga kerja lokal, pemberian kompensasi terhadap warga terdampak, dan transparansi aktivitas operasional.
“Kami hanya ingin perusahaan memperhatikan kami, warga terdekat yang merasakan langsung imbas aktivitas tambang ini,” tegas Galuh.
BACA JUGA: Polisi Periksa Guru dan Murid Terkait Kasus Bullying di SMP Blora, Jumlah Saksi Terus Bertambah
Warga menegaskan aksi ini adalah peringatan dan bukan aksi terakhir. Mereka mengancam akan menggelar aksi lebih besar apabila PT Pentawira tidak segera memberi solusi konkret.
Hingga berita ini terbit, pihak perusahaan belum memberikan keterangan resmi terkait tuntutan warga. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













