“Ciri khasnya itu kegembiraan, keceriaan, dan riang. Sehingga itu bagus sekali untuk perenggangan saat anak itu penat belajar, dan penat bermain dengan gadget. Sehingga bisa relaksasi dengan melakukan permainan ini,” lanjutnya.
SMPN 39 Semarang kenalkan permainan tradisional ke siswa
Ahsan menjelaskan, hingga saat ini Portina Kota Semarang terus berupaya melakukan sosialisasi kepada berbagai tingkatan pendidikan, mulai dari SD, SMP, hingga SMA. Tujuannya, agar sekolah-sekolah Kota Semarang dapat menerapkan dan memanfaatkan alat permainan ini dalam kegiatan belajar mengajar.
BACA JUGA: Ajak Anak Autis Bermain Permainan Tradisional, Begini Cara Pusat Layanan Anak Terapkan Play Therapy
“Sosialisasi kepada kepala sekolah, guru olahraga, dah guru lainnya. Mereka juga dilatih karena kalau tidak dilatih dan tidak bisa mengenalkan dari sekarang, permainan tradisional akan punah,“ kata Ahsan.
Selain itu, Ahsan menyebut jika ada beberapa sekolah yang sudah menjadikan permainan lawas tersebut sebagai sarana dan prasarana untuk mengedukasi siswa dalam pelajaran olahraga. Salah satunya SMPN 39 Semarang.
“Kami mengapresiasi SMPN 39 Semarang menjadi salah satu sekolah yang memelopori permainan tradisional pada satuan pendidikan,” katanya.
Nantinya, Ahsan mengungkapkan jika Portina berencana untuk mengadakan sebuah festival yang akan melombakan seluruh permainan tersebut awal tahun 2024 nanti. Harapannya, festival tersebut dapat memotivasi generasi Z untuk bermain permainan tradisional sekaligus meraih prestasi. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto