Menurut Ki Ageng Pandanaran, pemimpin Kota Semarang tidak boleh gila harta dan kekuasaan. Artinya, setiap hal haruslah digunakan untuk kemakmuran masyarakat.
“Harta cukup, harus mapan, kekuasaannya dia gunakan untuk kemakmuran masyarakat, bukan untuk menindas atau menzolimi masyarakat,” tandas Aris.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Semarang mengadakan Ki Ageng Pandanaran Art Festival. Pada kegiatan tersebut, terdapat agenda kirab, pergantian lawur Ki Ageng Pandanaran, dan perebutan gunungan hasil bumi.
BACA JUGA: Ada Soegi Bornean! Ini Rundown Acara Ki Ageng Pandanaran Art Festival Semarang 27 Juli 2024
Kirab mulai dari Taman Indonesia Kaya, tepatnya di depan SMAN 1 Semarang. Rombongan kemudian berjalan ke arah makam Ki Ageng Pandanaran di wilayah Mugassari.
Di kompleks makam Ki Ageng Pandanaran tersebut lalu ada berbagai pertunjukan. Mulai dari tarian sesaji kemudian teatrikal Serat Kandhaning Ringgit Purwa (atraksi Jumenengan Bupati Semarang) serta penyerahan kuluk oleh keturunan Ki Ageng Pandanaran.
Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita juga turut hadir dalam kegiatan ini dan menerima secara simbolik penyerahan pusaka, melakukan doa dan tabur bunga. (*)
Editor: Farah Nazila