Nelson Mandela bahkan bercerai di tengah jabatannya sebagai presiden Afrika Selatan, namun kontribusinya sebagai pemimpin masyarakat akui secara luas.
Begitu pula dengan Vladimir Putin, yang telah bercerai dan saat ini tidak memiliki istri, namun tetap orang-orang hormati sebagai pemimpin yang kuat di Rusia.
Dalam mengevaluasi kemampuan seorang calon presiden, lebih penting untuk melihat kualifikasi yang relevan dengan kepemimpinan politik. Hal-hal seperti loyalitas terhadap negara, tidak terlibat dalam tindak pidana berat, dan pengalaman dalam kepemimpinan politik lebih relevan daripada status pernikahan.
Sementara itu, serangan pribadi yang berfokus pada status pernikahan atau kehidupan pribadi seorang calon presiden tidak memberikan kontribusi yang signifikan dalam menilai kemampuan seseorang untuk memimpin negara. Kualitas kepemimpinan dan visi dalam memajukan negara adalah faktor yang lebih penting.
Dalam kesimpulannya, tidak ada persyaratan dalam undang-undang yang menyebutkan bahwa calon presiden harus memiliki istri atau suami. Serangan pribadi yang berfokus pada status pernikahan calon presiden tidak relevan dalam menilai kemampuan kepemimpinan seseorang.
Lebih penting untuk melihat kualifikasi dan kinerja calon presiden dalam konteks kepemimpinan politik. Mengevaluasi calon presiden berdasarkan prestasi dan visi mereka adalah pendekatan yang lebih pas. (*)