SEMARANG, beritajateng.tv – Ratusan umat Muslim memilih menghabiskan sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dengan beriktikaf di Masjid Agung Kauman, Semarang.
Para jamaah khusyuk melakukan sejumlah kegiatan seperti salat, tadarus Al-Qur’an, berzikir, hingga salat tasbih. Mereka berharap bisa mendapatkan malam lailatul qadar.
Sekretaris Yayasan Badan Pengelola Masjid Agung Kauman, Abdul Wahid, menjelaskan, antusias warga untuk beribadah di Masjid Agung Semarang selama bulan Ramadan sangat tinggi. Mengingat sejak awal Ramadan, Masjid Agung Kauman juga buka untuk umum selama 24 jam penuh.
Di sepuluh terakhir Ramadan ini, lanjut Wahid, antusias warga semakin tinggi dengan adanya iktikaf dan salat tasbih. Bahkan saat malam ganjil, jumlah jemaah yang datang ke Masjid Agung Kauman mencapai ribuan orang.
BACA JUGA: Anak Kos Merapat! Masjid Kauman Semarang Siapkan 500 Takjil, Menu Ganti Tiap Hari
“Saat malam ganjil ada salat tasbih berjamaah. Di malam selikuran ini malam ke-21, 23, 25, 27 dan 29. Di situ jamaahnya bisa lebih banyak lagi,” kata Wahid kepada beritajateng.tv, Selasa, 25 Maret 2025.
Wahid menambahkan, pihak Masjid Agung Kauman memberikan kebebasan bagi jamaah dalam melakukan iktikaf. Ada yang hanya sanggup satu jam atau dua jam. Tapi ada pula yang semalam suntuk sampai sahur tiba.
Menurutnya, durasi iktikaf sesuai dengan kemampuan masing-masing jamaah.
“Kami memberikan kebebasan kepada para jemaah. Mau melakukan itikaf di jam berapa pun kami persilakan dan berapa lamanya jemaah melakukan itikaf sesuai kemampuan masing-masing,” katanya.
Tradisi salat tasbih berjamaah pada malam selikuran
Lebih lanjut, Wahid menjelaskan bahwa Masjid Agung Kauman menyebut sepuluh hari terakhir Ramadan dengan malam selikuran. Selain iktikaf, ada pula tradisi unik yakni salat tasbih.