Pariwisata

Rayakan Kirab Budaya, Walikota Semarang: Pawai Gunungan Jadi Simbol Gotong Royong

×

Rayakan Kirab Budaya, Walikota Semarang: Pawai Gunungan Jadi Simbol Gotong Royong

Sebarkan artikel ini
Rayakan Kirab Budaya, Walikota Semarang: Pawai Gunungan Jadi Simbol Gotong Royong
Pawai Gunungan di Kecamatan Gunungpati, Semarang. (Doc. Humas)

SEMARANG, beritajateng.tv – Perayaan budaya kembali menggema di ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Karnaval dan kirab budaya pawai gunungan hasil bumi dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda tahun 2025 resmi dibuka oleh Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, pada Minggu (26/10) di Taman Tirto Asri, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.

Kegiatan ini membuktikan bahwa semangat gotong royong dan kecintaan pada budaya leluhur makin mengakar kuat di hati warga.

“Luar biasa keren (acaranya), karena dapat kita lihat dari suasana kebersamaan dan gotong royong masyarakat dalam upayanya melestarikan warisan budaya,” ucapnya.

Menurutnya, kirab gunungan ini tidak sekadar pawai budaya biasa. Gunungan yang terdiri dari sayur-mayur, buah-buahan, dan hasil bumi lainnya merupakan perwujudan rasa syukur warga kepada Tuhan dan leluhur yang telah mewariskan tanah yang subur, sekaligus sebagai pengingat bahwa pangan adalah fondasi dari segala cita-cita dan gerak pembangunan.

“Gunungannya isinya macem-macem, ada lombok, kacang panjang, terong, tomat, dan masih banyak lainnya. Melalui pawai gunungan ini saya bisa melihat kemandirian Kota Semarang atas pangannya,” ujar Agustina.

Dalam kesempatan tersebut, Agustina memberikan apresiasi kepada masyarakat Kecamatan Mijen yang menghadirkan empat belas gunungan unik dalam even ini dan terlihat antusias mengikuti kirab budaya. Dia mengaku bangga sebab dalam penyelenggaraannya, kanaval dan kirab melibatkan masyarakat Kecamatan Mijen secara luas, baik sebagai panitia, peserta, maupun penonton.

BACA JUGA: Momen Hari Santri, Walikota Semarang Tegaskan Komitmen Percepat Perda Pesantren 

“Inilah uniknya (Kecamatan) Mijen. Acara kirabnya tidak cuma ditunggu, tetapi mereka juga mempersiapkan semuanya bareng-bareng, dan datang ke sini untuk memeriahkan. Gotong royong masyarakat, tidak pakai APBD sama sekali, sehingga menjadi momentum kebersamaan yang hangat,” imbuhnya.

Selain menjadi ajang hiburan dan tontonan yang memikat, perarakan ini juga menjadi ruang interaksi lintas generasi, di mana kearifan lokal di wariskan kepada generasi muda.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan