Kepala Distanbun Jateng singgung petani muda yang lebih produktif mengolah lahan ketimbang petani tua
Dalam kesempatan itu, Tavares turut menyinggung perbedaan petani golongan tua dan muda. Kata dia, sebagian petani yang tergolong tua cenderung menggunakan lahan untuk bertani sekali dalam setahun.
“Kadang-kadang pola petani kita itu mereka mungkin nanam satu kali sudah cukup, ‘Ah, istirahat dululah.’ Mau stok di gudangnya sudah cukup, nanti nanam lagi. Dia berpikir terlalu penuh,” terangnya.
Sementara itu, kata Tavares, petani muda lebih mengutamakan produktivitas lahan untuk dapat terus ditanami dan dipanen. Sehingga, mereka terus memperoleh keuntungan dari lahan tersebut.
“Padahal kalau anak-anak muda sekarang kan berpikir itu bisnis harus jalan terus. Kalau habis tanam ya langsung olah lagi, tanam lagi. Jangan biarkan aset itu nganggur,” pungkasnya.
BACA JUGA: Kandang Peternakan Ayam di Sumowono Semarang Ludes Terbakar, Kerugian Pemilik Capai Rp3 Miliar
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyampaikan perombakan OPD saat menghadiri agenda Penandatangan Nota Kesepakatan Perubahan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Program Prioritas Plafond Anggaran Sementara (PPAS) TA 2025 dengan DPRD Jateng, Rabu, 23 Juli 2025.
“Tadi sudah penandatanganan kesepakatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Perubahan ini kemudian kami ajukan ke Menteri Dalam Negeri (Mendagri) untuk ditetapkan,” kata Luthfi usai acara.
Dengan begitu, jumlah dinas yang semula 23 akan menjadi 22 dinas Organisasi Perangkat Daerah (OPD). (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi