SEMARANG, beritajateng.tv – Jelang ending, episode 11 Law and the City memperlihatkan bagaimana setiap karakter di drama ini satu per satu berada di ‘persimpangan jalan’, mempertanyakan kembali prinsip dan tujuan mereka.
Mereka ingin hidup bukan hanya sebagai pengacara, tapi juga sebagai manusia biasa. Bagaimanakah kelanjutan cerita jelang ending (episode 12) drakor Law and the City? Simak penjelasannya berikut ini.
Awal yang Tegang dan Misterius
Cerita berawal dari ketegangan di kantor. Ada konflik antara pemilik firma terasa saat Ju-hyeong dan Hee-ji. Tentu saja suasana menjadi tidak nyaman.
Masuklah Man-su, seorang pria yang datang mencari pengacara untuk sengketa properti. Ia mengaku berjuang atas nama tanah seseorang yang bahkan bukan miliknya.
Ju-hyeong dan Mun-jeong pun melakukan penyelidikan lapangan dengan mendatangi desa asal Man-su untuk mencari tahu motif di balik keyakinannya.
BACA JUGA: Aksi Nekat Dr. Woo So‑jeong, Awal Kisah Menegangkan Mary Kills People Episode 1-2
Kasus Panggilan Hati
Sementara itu, Sang-gi menghadapi kasus penipuan sewa properti oleh seorang anak yatim. Secara cerdik, ia menegosiasikan penyelesaian dengan mengandalkan fakta bahwa kliennya satu-satunya yang tak menyerahkan surat kuasa, sehingga berhak mendapat perlindungan khusus.
Belum lagi, penanganan kasus Hee-ji (seorang ibu tua yang katanya menghilangkan nyawa saudara kandung karena rasa cinta dan belas kasih) membangkitkan emosi mendalam. Dari buku harian sang nenek, muncul gambaran seseorang yang melakukan tindakan tersebut demi meringankan beban keluarganya setelah ia meninggal karena kanker.
Krisis Personal dan Pilihan yang Berani
Chang-won menghadapi dilema besar antara menuruti kemauan ayahnya mengambil alih bisnis keluarga atau setia pada jalur hukum yang membentuk dirinya. Ketegangan memuncak saat ia diminta membela direktur yang terlibat kecelakaan.