Luthfi menuturkan, kejadian ini menjadi pembelajaran bagi Kasatwil, Kapolres, hingga para bupati/walikota agar tetap mengacu pada Perpol Nomor 10 Tahun 2022 tentang Pengamanan Penyelenggaraan Kompetisi Olahraga.
“Ini agar Perpol Nomor 10 secara terus-menerus bisa sebagai landasan kita. Internasional saja aman, lokal ini tukeran, piye jal (terus bagaimana)?,” bebernya.
Bahkan, untuk pertandingan sepak bola selanjutnya, Luthfi menyebut tak usah menyertakan penonton untuk meminimalisir kericuhan. Pihaknya menurutkan, Piala Soeratin menjadi PR lanjutan yang harus ia kerjakan.
BACA JUGA: Laga PSIS Kontra PSS Ricuh, Yoyok Bakal Rilis Sistem Ticketing Terintegrasi
“Ini pelajaran kita bersama, kita perlu duduk bersama menyikapi kegiatan. Mendatang ada Piala Soeratin, tempatnya sama di Jatidiri. Kalau tidak salah tanpa penonton, wes ra usah (sudah tidak usah) tanpa penonton biar tidak rusuh,” tandasnya.(*)
Editor: Farah Nazila