Kesehatan

Rokok vs Vape, Lebih Bahaya yang Mana? Ini Kata Dokter Paru Semarang

×

Rokok vs Vape, Lebih Bahaya yang Mana? Ini Kata Dokter Paru Semarang

Sebarkan artikel ini
ilustrasi vape
Ilustrasi vape. (Pexels/Pixabay)

SEMARANG, beritajateng.tv – Sebuah penelitian pada tahun 2023 dari Statista Consumer Insights menyebut bahwa Indonesia merupakan negara pengguna rokok elektrik alias vape terbanyak di dunia.

Tercatat, 25% responden asal Indonesia mengaku menggunakan vape setidaknya sesekali. Belakangan ini, vape memang banyak digandrungi anak muda. Tak terkecuali di Kota Semarang. Salah satunya Adi, pemuda asal Mijen.

Adi mengaku, pertama kali mencoba vape pada tahun 2018 silam. Meski beberapa kali sempat berhenti, kini Adi masih sesekali nge-vape di waktu luangnya.

“Awalnya coba-coba karena ikut teman, ternyata setelah coba rasanya semriwing di tenggorokan, dan bisa jadi hemat pengeluaran dibanding rokok konvensional,” akunya kepada beritajateng.tv, Jumat, 5 Januari 2024.

Dibanding rokok konvensional, vape memang cenderung lebih murah. Adi misalnya, ia hanya mengeluarkan uang Rp200 ribu untuk membeli alat vape sekali di awal.

Sementara untuk liquid atau cairan rasa, ia biasanya hanya mengeluarkan Rp50 ribu perbulannya. “Paling suka vanila sih, tapi kadang bosan juga sama liquid perlu rasa-rasa lain,” imbuhnya.

BACA JUGA: Angka Stunting Jateng 20,8 Persen, UNICEF Singgung Pembagian Susu Kemasan Kurang Tepat

Lantas, sebenarnya lebih berbahaya mana vape dan rokok konvensional?

Pengurus PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia) Jawa Tengah, dr Prihatin Iman Nugroho SpP MKes mengakui kepopuleran vape kini semakin merambah pada wanita dan anak-anak usia remaja. Menurutnya, penggunaan vape pada anak muda tentu tidak menguntungkan dan cukup berisiko pada generasi penerus bangsa.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan