SEMARANG, beritajateng.tv – Rentang usia 6 hingga 23 bulan berisiko tinggi tingkatkan stunting anak secara cepat. Alasannya, usia tersebut menjadi masa yang paling menantang dalam memenuhi kebutuhan gizi anak.
“Usia itu (6 sampai 23 bulan) merupakan masa puncak kebutuhan gizi pada anak, sementara perut anak-anak hanya dapat menampung sedikit makanan dan rentan terhadap gangguan pertumbuhan,” ujar Pemegang Program Gizi UNICEF perwakilan Surabaya, Karina Widowati saat menghadiri acara ‘Coffee Morning Bersama Komunitas Media’ di Hotel @HOME, Kota Semarang, Selasa 19 Desember 2023.
Karina menyebut, masyarakat kerap salah memahami istilah stunting dan wasting. Menurutnya, wasting ialah kondisi yang mana berat badan rendah terhadap panjang atau tinggi badan. Sementara stunting yakni kondisi yang mana panjang atau tinggi badan rendah menurut umur.
“Kalau wasting itu gizi kurang atau gizi buruk dan anak terlihat kurus, wasting ini terjadi dengan cepat dan merefleksikan kondisi kekurangan gizi saat ini atau kurang gizi akut,” paparnya.
Berbeda dengan wasting, kondisi stunting menurut Karina terjadi dalam periode waktu yang lama. Menurut data yang ia tampilkan, di Provinsi Jawa Tengah sendiri, angka prevalensi stunting per 2023 sentuh 20,8 persen. Sementara angka prevalensi wasting sebesar 7,9 persen.
“Kalau stunting itu anak terlihat pendek, ini terjadi dalam periode waktu yang lama dan merefleksikan kurang gizi secara kronis,” sambung Karina.
Karina memaparkan, Indonesia masuk ke dalam klasifikasi negara dengan tinggi badan terendah sedunia.
“Rata-rata tinggi kita 158 cm, kalah dari Filipina yang 161 cm, Kamboja 162 cm, Vietnam 163 cm, padahal Vietnam secara ekonomi lebih rendah, kenapa tinggi badan kita sekarang lebih pendek? Berarti memang ada sesuatu pada kita kenapa kita tinggi badannya macet,” papar Karina.