SEMARANG, beritajateng.tv – Nik Sutiyani, pensiunan pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), menjadi saksi meringankan dalam sidang mantan Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu (Mbak Ita) dan suaminya Alwin Basri.
Penasehat hukum terdakwa menghadirkan saksi Nik Sutiyani untuk memberikan keterangan terkait kinerja dan pengembangan Kawasan Kota Lama Semarang.
Kota Lama merupakan salah satu program strategis semasa Mbak Ita menjabat Wakil Walikota sekaligus Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L).
Kota Lama dan Semarang Lama adalah kawasan kebanggaan masyarakat kota Semarang. Mbak Ita memimpin BP2KL membuat blue print mengenai perencanaan Semarang lama kedepan.
Dalam kesaksiannya, Nik yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris BP2KL menyebut bahwa Kota Lama Semarang mendapat bantuan anggaran sebesar Rp 230 miliar dari pemerintah pusat. Bantuan itu digunakan untuk mempercantik kawasan bersejarah peninggalan Belanda itu.
“Iya betul (bantuan Rp 230 miliar),” kata Nik saat menjawab pertanyaan kuasa hukum terdakwa.
BACA JUGA: Saksi Baru Sidang Mbak Ita dan Alwin Basri Ungkap Asal Proyek Mebeler Senilai Rp20 Miliar: Dianggarkan Pemkot
Pengusulan infrastruktur di Semarang lama pada 2017 dan tahun 2018 mendapatkan bantuan dari Kementerian PUPR senilai Rp 230 miliar.
Anggaran tersebut, kata Nik, untuk berbagai proyek infrastruktur, termasuk perbaikan drainase, pavingisasi, Street furniture, rumah Pompa, serta bangunan bersejarah yang rusak.
Salah satunya adalah pembangunan Rumah Pompa Berok yang menjadi penanda gerbang Kota Lama. “Rumah Pompa Berok itu 2020 sebagai pertanda masuk Kota Lama Semarang,” ujarnya.
Selain itu, ada pula berbagai bantuan dari stakeholder seperti bantuan CSR BNI 46 Rp 100juta untuk rehab bangunan milik Telkom yang sekarang jadi galeri UMKM Semarang.
Nik menilai, selama menjabat di BPK2L, Mbak Ita berhasil memimpin pembangunan kawasan Kota Lama. Ia juga menyinggung sejumlah penghargaan internasional yang Semarang terima berkat revitalisasi kawasan tersebut.
“Ada sebuah organisasi arsitektur skala dunia yang di UNESCO, kita menang untuk juara nasional, ungkapnya.
Nik menyebut, Inisiatif Mbak Ita membawa kota lama menjadi tentatif list UNESCO. Selama dua tahun, Ketua BP2KL telah menyusun dokumen dosier untuk dinilai UNESCO dan dibahas di tingkat nasional.
Mbak Ita menyampaikan tanggapannya. Ia menyebut masih banyak CSR dan bantuan yang didapatkan pada era dirinya memimpin sebagai ketua BP2KL.
“Bangunan lama itu seperti perempuan. Jadi semakin lama, semakin tua, perawatannya semakin mahal. Ada beberapa kawasan lain yang dapat bantuan dari kementrian PUPR,” imbuh Mbak Ita.
Nik menjelaskan jika kerja keras Mbak Ita untuk revitalisasi Semarang lama membuahkan hasil. Terbukti dengan turunnya bantuan untuk revitalisasi kampung Melayu dan Masjid layur.
“Mendapatkan Rp 100 miliar. Alhamdulillah kerja keras ibu luar biasa,” sebut Nik.
Tak hanya itu, bantuan Kementerian PUPR juga turun untuk pembangunan bangunan cagar budaya Pasar Johar yang sempat terbakar senilai Rp 200 miliar.