BACA JUGA: SPMB TK dan SD di Semarang, Jalur Domisili Masih Dikeluhkan, Harus Sesuai KK
Misalnya, SDN Karangtempel hanya menerima 5 pendaftar dari kuota 28 siswa. Ada pula SDN Gabahan hanya menerima 7 pendaftar dari kuota 28 siswa.
SDN Sekayu mencatat 9 pendaftar dari kuota yang sama, sedangkan SDN Wonodri hanya mendapat 15 pendaftar.
Sekolah lain yang juga belum memenuhi kuota antara lain SDN Karang Kidul dengan 8 pendaftar. Serta SDN Randugarut hanya 11 siswa dan SDN Plalangan 02 baru 16 pendaftar.
Meski ada banyak sekolah tidak memenuhi daya tampung, Dinas Pendidikan Kota Semarang menegaskan tidak akan membuka gelombang kedua maupun membuka pendaftaran offline di sekolah yang kekurangan siswa.
“Berdasarkan aturan, SPMB hanya ada satu gelombang. Jadi tidak akan ada pembukaan gelombang kedua atau pendaftaran secara offline di sekolah,” ujar Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Semarang Erwan Rachmat.
Erwan menjelaskan sekolah-sekolah yang kekurangan siswa akan ada evaluasi tahun depan. Untuk tahun ini, seluruh kuota penerimaan siswa (SPMB) SD negeri telah kami laporkan ke Kementerian Pendidikan dan tidak dapat diubah.
“Daya tampung SD negeri di Kota Semarang mencapai 14.476 siswa, sementara jumlah pendaftar yang masuk baru 34.665 siswa,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa jika hingga penutupan SPMB masih ada sekolah yang kekurangan siswa, Dinas Pendidikan akan mengambil kebijakan khusus.
Namun, sekolah yang tidak memenuhi kuota tetap akan menyelenggarakan proses pembelajaran bagi siswa yang sudah diterima. “Intinya, pendaftaran hanya satu gelombang. Kami tidak bisa berandai-andai. Yang jelas, sekolah tetap berjalan meski jumlah siswa belum ideal,” ujarnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah