Hal itu, kata Sudaryono, tak lepas dari rumitnya sistem untuk menebus pupuk di Jawa Tengah.
“Biasanya data penerima pupuk, nama orang, alamatnya, kelompok taninya, dan seterusnya itu baru bisa di serahkan oleh Kementerian Pertanian ke Pupuk Indonesia biasanya paling cepat bulan April, karena proses yang nguler berjenjang tadi. Kita kehilangan waktu dari Januari, Februari, Maret, April, pupuknya tidak ada,” terang dia.
BACA JUGA: Tertimbun Pupuk, Kakek Tuan Tanah Tewas di Kandang Kambing di Temanggung
Padahal, Sudaryono menuturkan empat bulan tersebut merupakan waktu yang sangat petani butuhkan untuk mendapatkan pupuk.
“Alhamdulillah, Kementerian Pertanian sudah menyerahkan data penerima pupuk kepada Pupuk Indonesia per Desember 2024 untuk kebutuhan tahun 2025,” jelas dia.
Sudaryono pun memastikan ketersediaan pupuk pada 2025 mendatang di Jawa Tengah.
“Mulai hari ini sampai kapanpun, kios itu akan tersedia pupuknya tanpa harus menunggu birokrasi yang panjang, sebagaimana yang telah kita lalui di tahun-tahun sebelumnya,” tegas dia.
Lebih lanjut, Sudaryono menyebut kuota jumlah pupuk nasional telah di tambah sebanyak 9,5 juta ton di tahun 2025.
“Sifatnya adalah kuota, bukan anggarannya. Pada saat nanti bahan bakunya naik atau turun, maka anggaran APBN ini akan mengikuti dari kuota itu, sehingga dari sisi jumlah tidak ada permasalahan,” pungkasnya. (*)
Editor: Farah Nazila