Oleh karena itu, Endang tak segan untuk mengajak tokoh masyarakat, tokoh agama, maupun masyarakat untuk menghubungi Dinas Arspus untuk mengetahui keberadaan manuskrip lainnya.
“Nanti kita akan jadikan penelitian apakah itu betul bahwa manuskrip Kota Semarang, hingga kota ini khazanahnya lebih banyak bisa melayani masyarakat untuk penelitian, pengetahuan serta pengembangan kelestarian budaya,” himbau Endang.
Ki Ageng Pandanaran Dalam Sejarah Kota Semarang
Adapun alasan Peneliti BRIN Agus Iswanto dan pihaknya memilih Ki Ageng Pandaran. Tak lain adalah karena Ki Ageng Pandanaran merupakan salah satu pendiri Kota Semarang yang ikonik.
Dalam perjalanannya, Agus mencoba menyajikan sumber-sumber manuskrip perjalanan Ki Ageng Pandanaran I dan Ki Ageng Pandanaran II. Seperti Babad Demak, Babad Negeri Semarang, dan beberapa dokumen cetak lainnya.
“Kita mencoba memberikan dokumen, sumber-sumber tertulis yang harapannya pembaca bisa mengetahui lebih lanjut sejarah Ki Ageng Pandanaran,” jelas Agus.
Agus melanjutkan, hasil dari penelitian ini adalah rencana penerbitan buku berjudul “Menelusuri Jejak Kota Semarang.” Buku itu akan rilis pada awal September. Ia berharap, buku ini nantinya dapat berfungsi sebagai kunci pengetahuan Ki Ageng Pandanaran.
“Buku ini adalah kunci untuk meneliti Ki Ageng Pandanaran secara lebih jauh. Kita tampilkan manuskrip meski membutuhkan metode tertentu untuk membacanya. Karena banyak simbol, dan gaya-gaya bahaya yang perlu kita pahami,” pungkasnya.
Editor: Farah Nazila