Pendidikan

Semarak Puncak Hardiknas di Semarang, Anak-anak Nge-Vlog Hingga Jajal Permainan Tradisional

×

Semarak Puncak Hardiknas di Semarang, Anak-anak Nge-Vlog Hingga Jajal Permainan Tradisional

Sebarkan artikel ini
Semarak Puncak Hardiknas di Semarang, Anak-anak Nge-Vlog Hingga Jajal Permainan Tradisional
Anak-anak mencoba permainan tradisional di puncak Hardiknas di Sam Po Kong Semarang. (Ellya/beritajateng.tv)

Hadirnya permainan tradisional ini sebagai upaya menyegarkan kembali bahwa ada permainan yang menarik warisan dari leluhur.

“Itu kalau mereka mainkan lagi, di aktifkan lagi, akan menumbuhkan nilai positif dari leluhur bangsa. Ada nilai kebersamaan, gotong royong, kreativitas, berpikir kritis, serta melatih bersosialisasi,” sebut Bambang.

Apalagi, sambung Bambang, Menteri Pendidikan menerapkan program tujuh kebiasaan baik siswa, dalam bermasyarakat. Dengan permainan tradisional harapanya anak-anak bisa bersosialisasi dengan teman tidak hanya di sekolah namun juga di lingkungan rumah.

“Walaupun berkembang teknologi informasi, kita tetep mengenalkan permainan tradisional,” katanya.

Jadi Bagian Promosi Destinasi Wisata

Di sisi lain, peringatan Hardiknas kali ini sengaja berlokasi di tempat wisata yakni Sam Poo Kong. Menurut Bambang, ini merupakan bagian dari upaya mempromosikan destinasi wisata.

“Peringatan Hardiknas, ada lomba vlog untuk siswa. Walau hadiahnya ringan, mereka bisa promosi wisata,” tambahnya.

Pada momentum Hardiknas, sejumlah siswa juga menampilkan berbagai bakat kemampuannya di sebuah panggung megah di Sam Poo Kong.

Wakil Walikota Semarang, Iswar Aminuddin mengatakan, momentum ini bisa melihat penampilan anak-anak sekolah. Dia menilai, banyak hal positif yang mampu anak-anak tunjukkan. Artinya, kebebasan berekspresi semakin terbuka bagi masing-masing sekolah.

“Anak didik kita bisa berlari kencang, lompat setinggi langit. Harapannya, kebebasan berekspresi jadi modal, tentu tanpa meninggalkan kebudayaan Kota Semarang,” paparnya.

Iswar juga mengapresiasi hadirnya permainan tradisional dalam rangkaian Hardiknas. Menurutmya, untuk mengembalikan anak-anak bermain permainan tradisional seperti dulu kala memang cukup susah. Maka, perlu ada upaya bagaimana anak-anak tetap bisa mengenal permainan tradisional.

“Permainan masa kecil di kembalikan lagi, dengan prinsip digitalisasi. Kalau kembali kita paksakan seperti dulu, saya kira sudah susah. Kebudayaan, kami mengikuti teknologi, tapi prinsipnya sama, permainan tradisional,” terangnya. (*)

Editor: Elly Amaliyah

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan