Dhimas menyatakan hasil yang dicapai sebenarnya berbanding lurus dengan kondisi tim-tim lawan. Event MilkLife Semarang digelar paling akhir dibanding kota-kota lain.
‘’Namun, namanya pertandingan tentu ingin menang. Bersyukur hanya kalah tipis dari lawan-lawan,’’ kata Dhimas.
Awalnya, jadwal event di Semarang pertengahan November, tertunda karena berbarengan dengan Pilgub dan Pilwakot. Turnamen baru digelar pertengahan Desember 2024, pada saat kota-kota lain sudah persiapan.
‘’Ya, kami baru menyusun tim setelah hasil seleksi pada pertengan Desember itu,’’ kata Dhimas tanpa bermaksud mencari alas an pembenaran.
BACA JUGA: Meningkat Dua Kali Lipat, MilkLife Soccer Challenge Semarang
Timo Scheunemann, yang merupakan head coach MilkLife Soccer, juga menyebut bahwa kualitas rata-rata pemain Semarang berada di bawah kota-kota lain.
‘’Tapi tidak masalah. Semarang sudah tampil bagus, melebihi ekspektasi,’’ katanya.
Adapun dua pemain Semarang Azzahra Oryza Satyva dan Aqella Cinta Adesta menyatakan rasa kecewa. Sebab harapannya untuk bisa bersaing lebih jauh harus terhenti.
‘’Soal hasil kami kecewa. Tetapi permainan kami lebih dari apa yang diharapkan,’’ katanya. (*)
Editor: Farah Nazila