Meski Semarang merupakan kota metropolitan, papar Mbak Ita, namun Pemerintah Kota melakukan pemaksimalan pemanfaatan lahan. Termasuk pemanfaatan teknologi pertanian bahkan dengan menggunakan inovasi-inovasi berbasis digitalisasi.
Salah satunya dengan kerja sama BRIN (Badan Riset Inovasi Nasional) di sektor pertanian. Di Balai Benih Pertanian, BRIN berkolaborasi dengan dinas mengaplikasikan teknologi hasil risetnya.
“Jadi dengan memakai teknologi-teknologi, dengan inovasi inovasi berbasis digitalisasi,” Kata Mbak Ita.
Arahan selanjutnya, kata Dia, mempersiapkan sumber air bagi pertanian. Caranya dengan menyiapkan pompa-pompa air di daerah atau wilayah yang produktivitas pertaniannya tinggi. “Itu instruktsi Bapak Presiden,” sebutnya.
Mbak Ita menambahkan bahwa sungai selain sebagai sumber air baku yang masyarakat konsumsi, juga bisa bermanfaat untuk membantu pertanian.
“Baik dari sungai besar, sungai kecil maupun sungai sedang untuk dialirkan ke daerah-daerah pertanian. Harapannya bisa membantu sektor pertanian agar tetap daulat pangan, sehingga inflasi akan tetap terjaga,” papar dia.
Terlebih, kata Mbak Ita, riset-riset harus di implementasikan dan di kembangkan sesuai kondisi di wilayah masing-masing.
Seperti hasil riset pertanian di lahan salin, meski berada di daerah dengan rob atau air pasang laut tetap bisa melakukan pertanian.
“Tentunya kita harapkan sepulang dari sini (Jakarta, Red) untuk segera mengimplementasikan arahan-arahan dari bapak Presiden,” jelasnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah