Pariwisata

Semarang Night Carnival 2025 Ricuh dan Berjubel, Agustina: Nggone Kurang Ombo

×

Semarang Night Carnival 2025 Ricuh dan Berjubel, Agustina: Nggone Kurang Ombo

Sebarkan artikel ini
Semarang Night Carnival 2025 Ricuh dan Berjubel, Agustina: Nggone Kurang Ombo
Salah satu defile panjor yang dibawakan peserta Semarang Night Carnival di jalan Pemuda depan Balaikota Semarang. (Ellya/beritajateng.tv)

Agustina berharap dengan adanya Semarang Night Carnival 2025 ini masyarakat bisa terhibur. Apalagi event ini meruapakan puncak Hari Jadi Kota Semarang ke-478.

“Tahun depan semoga ada lagi dengan kemasan lebih bagus. Dan peserta mungkin bisa bertambah banyak. Yang terakhir, semoga kreativitas anak anak muda bisa berkembang lebih lagi. Kalau ini dilirik oleh indistri dunia rentunya akan menjadi kota parwisata diperhitungkan dikancah dunia,” jelas Agustin.

BACA JUGA: Soto Vaganza Kota Semarang Bakal Jadi Event Tahunan, Diusulkan Warisan Budaya Tak Benda

Sementara itu, Kadisbudpar Kota Semarang, Wing Wiyarso mengatakan, Semarang Night Carnival memulai start dari titik nol kilometer dan berakhir dan finish di Balaikota Semarang.

“Ada sekitar 170 peserta dari dalam dan luar kota. Kami berharap kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara semakin banyak di kota Semarang,” ujarnya.

Wing menyebut, temanya Semarang Night Carnival ke 13 kali ini yakni perisai nusantara. Dengan mengangkat empat sub tema sebagai upaya melindungi nusantara dari intervensi budaya budaya asing.

“Pertama ada bunga anggrek, burung Cendrawasih, burung Merak dan Penjor. Semua punya filosofi tersendiri,” kata dia.

Anggrek, lanjut Wing, merupakan tanaman asli Indonesia yang kini banyak dibudidayakan. burung Cendrawasih adalah burung dewa yang merupakan ikonik milik Indonesia. Burung merak dengan filosofi tinggi dan banyak untuk prosesi budaya.

Sedangkan Penjor. Penjor ini hanya ada di Indonesia, filosofinya adalah salah satu keramahtamahan masyarakat Jawa dalam SNC 2025.

Terkait peserta yang berkurang dari tahun sebelumnya, Wing mengakui memamg dari segi jumlah berkurang lantaran pada tahun sebelumnya OPD (Organisasi Perangkat Daerah) juga ikut berpartisipasi.

“Tahun ini peserta sangat luar biasa. Tapi ketika ada kebijakan efisiensi perjalanan dinas, maka mereka harus mematuhi. Kami berharap event di kota Semarang bisa go internasional. Harusnya ada dari Korea ingin hadir. Namun karena event mundur maka mereka tak bisa mereschedule ulang, ” tutup Wing. (*)

Editor: Elly Amaliyah

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan