Di sisi lain, kawasan Mangunharjo, Tugurejo, dan Mangkang Wetan di Kecamatan Tugu telah berhasil memanfaatkan lahan tidur menjadi produktif.
Program unggulan di kawasan ini mencakup penanaman padi varietas biosalin yang dirancang khusus untuk lahan payau, yang mendukung ketahanan pangan dengan pendekatan adaptif terhadap perubahan iklim. Selain itu, proyek normalisasi Sungai Bringin juga berhasil mengurangi risiko banjir di wilayah tersebut.
Upaya Entaskan Kawasan Kumuh
Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyambut baik kedatangan tim juri. “Kami berterima kasih atas kunjungan tim penilai Lomba Habitat 2025 ini. Harapannya, usaha yang telah kami lakukan dapat nilai positif. Sehingga Kota Semarang dapat meraih prestasi terbaik dan memanfaatkan hadiah untuk pengembangan kawasan, khususnya Kelurahan Kauman,” ujar Mbak Ita, sapaan akrabnya.
Mbak Ita juga menjelaskan bahwa Pemerintah Kota Semarang terus berupaya menghapus kawasan kumuh. Dari total 431 hektare kawasan kumuh yang ada, 192 hektare berhasil dihapuskan pada tahun 2023, menyisakan 44 hektare di tahun 2025.
Selain penanganan kawasan kumuh, Pemkot Semarang juga melaksanakan inovasi lain. Termasuk pengembangan infrastruktur irigasi, perbaikan jalan, program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), dan rehabilitasi kawasan mangrove untuk mendukung keberlanjutan lingkungan.
“Melalui kolaborasi dengan masyarakat, akademisi, dan sektor swasta, kami optimis dapat mencapai hasil maksimal dalam Lomba Habitat 2025. Dan menargetkan penghapusan kawasan kumuh hingga 0 persen,” pungkas Mbak Ita. (*)
Editor: Elly Amaliyah