“Jujur saja hal itu (komplain) pernah kami terima, tapi komplainnya bukan masalah menu ataupun komposisi menu kami, tapi seperti, mohon maaf, penyajian waktu itu kurang timun satu, atau kurang buah. Tapi setelah kami menerima komplain itu, langsung kami susulkan hari itu juga menu yang kurang ke penerima manfaat,” jelasnya.
Pihaknya menegaskan selalu terbuka dengan komplain yang ada, dan siap mengevaluasi jika ada masukan dari penerima manfaat.
Chandra mengatakan bahwa penerima manfaat atau masyarakat umum juga bisa turut mengawasi penyajian menu MBG.
Pasalnya, SPPG Ngawen 1 setiap hari selalu update terkait menu MBG yang didistribusikan ke penerima manfaat.
BACA JUGA: Marak SPPG Tak Sesuai SOP, Petugas Kesehatan di Blora Gelar Inspeksi Kesehatan Lingkungan
“Kami sangat terbuka. Jadi setiap kali kami menyajikan menu, setiap hari kami itu update dan kami upload di medsos kami di TikTok dan Instagram SPPG Ngawen 1,” terangnya.
“Itu kami tampilkan apa adanya. Jadi yang kami sajikan juga apa adanya sesuai gambar atau video yang kami upload. Apabila itu tidak sesuai, maka kami menjamin akan kami ganti seperti itu,” imbuhnya.
Pihaknya mengaku terbuka terkait komen-komen, dan bahkan telah mnereima banyak masukan ataupun kritik dari medsos tersebut. “Makanya kami juga terus melakukan perbaikan,” jelasnya.
Chandra menyampaikan, guna menyukseskan program MBG dari pemerintah pusat, salah satu hal yang penting menjadi perhatian yakni komunikasi.
“Jadi kami sebagai mitra dapur juga harus membangun komunikasi yang baik antara sasaran penerima manfaat, murid, atau orang tua, guru, bahkan dengan masyarakat, yang dengan melihat ini kami sangat terbuka seperti itu,” paparnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













