Jejak-jejak masa lalu Kota Yogyakarta terekam dalam beragam bentuk benda filateli, seperti kartu pos, dari budaya hingga keunikannya. Hal itu tak terlepas dari peran salah satu fotografer Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yakni Kassian Chepas.
Yogyakarta Masa Kini dalam Kartu Pos
Sementara, wajah Yogyakarta masa kini juga banyak terabadikan dan terekam dalam kartu pos yang menampilkan karya-karya fotografi yang cukup populer hasil jepretan fotografer Agus Leonardus asal Yogyakarta.
Maraknya kegiatan mengirimkan pesan melalui kartu pos menjadi memorabilia yang sangat menarik dan cerita untuk para kerabat pada 1990-an.
“Filateli sangat dikenal dengan prangko dan Sampul Hari Pertama sebagai memori kolektif. Bahkan, aktifitas menulis pesan menggunakan kartu pos pun kembali marak di kalangan komunitas filateli. Saat ini, sedikitnya ada sekitar 804.000 penggiat kartu pos di seluruh dunia dan sebanyak 8.700-an anggota di seluruh Indonesia tergabung dalam Postcrossing. Hal ini menjadi penyemangat kami untuk dapat tetap hadir di tengah para filatelis Indonesia,” ucap Uul Jihadan Ketua Bidang Komunikasi Perkumpulan Pusat Perkumpulan Filatelis Indonesia.
Sejatinya, ragam benda filateli yang telah terkenal luas ini, merupakan salah satu perekam sejarah dan penanda budaya.
“Prangko maupun Filateli tidak hanya sebagai alat berkirim surat, tetapi juga sebagai ruang kreatif, penanda budaya, serta benda diplomatik,” ungkap Yetti Martanti, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta.
Filateli telah menjadi bagian penting dalam sejarah bangsa, tak terkecuali bagi Yogyakarta.
“Sejarah filateli tidak akan lepas dari Kota Yogyakarta, pada tahun 2006 silam Hari Filateli Indonesia disemangatkan oleh para Filatelis Indonesia dan dihadiri oleh para filatelis tingkat tinggi dari federasi organisasi filatelis se-Asia Pasifik. Kami tetap optimis untuk terus menyemangatkan kembali filateli kepada masyarakat,” ungkap Tata Sugiarta Corporate Secretary PT POS INDONESIA. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi