Hal itu tersampaikan oleh korlap aksi, Muhaddin, saat berorasi. Pihaknya mempertanyakan UKT perguruan tinggi yang begitu tinggi di tengah gaji buruh yang menurutnya tak seberapa.
“Itu salah satunya, kenapa UKT sampai tinggi? Padahal buruh selama ini gajinya cuma segitu-gitu aja, tapi kenapa untuk pendidikan tinggi pun harus dengan biaya yang tinggi?” tegas Muhaddin.
Ia pun mengaku bahwa pendapatannya sebagai buruh terlalu sulit untuk membiayai anaknya yang hendak menjajal pendidikan di perguruan tinggi.
BACA JUGA: Video May Day, Ratusan Buruh Bakal Demo Gubernuran dan Kantor Apindo
“Sementara untuk menjalani atau mendidik anak-anak kita jadi mahasiswa berpendidikan tinggi, kita harus keluarin biaya tinggi, itu memberatkan kita,” sambungnya.
Salah satu perwakilan mahasiswa perempuan asal Universitas Negeri Semarang (Unnes) ikut naik ke atas mobil untuk menyampaikan orasinya.
“Fungsi dari pendidikan kita bukan hanya sekadar gelar, tapi juga memperjuangkan bapak-ibu para buruh yang juga sebagai bapak-ibu kita,” ujar mahasiswi tersebut.
Berdasarkan pengamatan beritajateng.tv hingga pukul 13.00 WIB, tak ada satu pun pejabat publik yang menemui buruh saat unjuk rasa May Day 2024 itu. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi