“Industri hulu migas merencanakan kegiatan masif yang akan memberikan peluang dan tantangan terhadap pengelolaan rantai suplai, termasuk peningkatan investasi hingga US$ 16,1 miliar atau sekitar Rp 242 triliun pada tahun 2024,” ungkapnya.
Dwi juga menekankan pentingnya digitalisasi dalam pengelolaan rantai suplai sebagai salah satu pilar strategis industri hulu migas. SKK Migas telah mengimplementasikan platform IOG e-Commerce untuk pengadaan barang dengan nilai hingga Rp 1 miliar.
Harapannya, inisiatif ini dapat mempercepat proses pengadaan, memperluas pasar bagi penyedia barang lokal, dan menciptakan kompetisi yang sehat.
“Antusiasme pelaku rantai suplai hulu migas untuk menggunakan e-commerce ini cukup tinggi. Hingga saat ini, 132 penyedia barang dan 2425 item telah terdaftar di IOG e-Commerce, dengan 28 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang sudah mulai bertransaksi,” jelas Dwi.
Tantangan Industri Hulu Migas
Tantangan yang industri hulu migas hadapi semakin kompleks, mengingat adanya sejumlah pekerjaan besar yang akan berjalan dalam waktu yang bersamaan. Pekerjaan tersebut termasuk proyek strategis nasional hulu migas yang ditargetkan mulai produksi antara 2027 hingga 2030.
“Melalui penguatan rantai suplai yang efisien dan terintegrasi, SKK Migas berkepentingan memastikan bahwa proyek strategis hulu migas berjalan sesuai jadwal, dan memberikan kontribusi signifikan terhadap produksi energi nasional,” katanya.
Supply Chain & National Capacity Summit 2024 akan berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 14 hingga 16 Agustus 2024.
“Selain memperkuat rantai suplai industri hulu migas, Supply Chain & National Capacity Summit 2024 ini juga perlu memberikan penekanan pada optimalisasi penggunaan produk dalam negeri. Optimalisasi ini termasuk peningkatan kompetensi sumber daya manusia,” kata Dwi.
Ia menjelaskan, tantangan yang industri hulu migas hadapi semakin kompleks, mengingat adanya sejumlah proyek besar yang akan berjalan dalam waktu yang bersamaan. Pekerjaan tersebut termasuk proyek strategis nasional hulu migas mulai produksi antara 2027 hingga 2030.
Salah satu agenda penting yang berlangsung di hari pertama adalah Leadership Talks dan COO Forum, yang mengangkat tema ‘Navigating Challenges: Leadership Perspectives in Future Oil and Gas Industry’.
Para pimpinan perusahaan di sektor migas tersebut berbagi pandangan tentang solusi untuk menghadapi tantangan industri hulu migas ke depan.
Pada event ini, SKK Migas menandatangani beberapa Nota Kesepahaman (MoU) yang akan mendukung optimalisasi penggunaan produk dalam negeri, termasuk kerja sama di bidang pendidikan dan penelitian.
Sebagai tambahan informasi, Supply Chain & National Capacity Summit 2024 merupakan puncak rangkaian pre-event SCM Summit. Acara ini telah berlangsung di Surabaya dan Batam pada bulan Juni dan Juli kemarin.
Event di Jakarta ini akan melanjutkan momentum positif yang telah tercipta di Surabaya dan Batam. (*).
Editor: Andi Naga Wulan.