“Kenapa Kota Semarang tidak dapat APBD Award. realisasi pendapatan ada di 10 besar se-Indonesia. Belanja ada di 20 besar se-Indonesia. Kami dapat arahan untuk menganalisa mana saja belanja yang tidak bisa kami lakukan sampai akhir 2023,” papar Ita.
Ita menyampaikan, sudah mulai mengklasifikasi program mana saja yang tidak bisa mereka lakukan hingga akhir tahun. Sehingga, di anggaran global, akan ada pemanfaatan untuk kegiatan lain.
Silpa APBD Pemkot Semarang
“Saya menyampaikan untuk melakukan langkah prioritas, seperti ke infrastruktur, kemudian pemberdayaan masyarakat, agar bisa terserap belanja secara maksimal,” ucapnya.
Ita berharap, pada tahun 2023, akan ada perubahan yang signifikan karena sudah identifikasi beberapa program yang tidak bisa terlaksana. Utama yang dari lelang.
Menurutnya, prioritas pada 2023 ini adalah pengendalian banjir. “Kita tidak bisa 100 persen hilang, kita berbicara soal pengendaliannya,” ucapnya.
Terkait serapan anggaran di 2023 yang dinilai masih kurang. Ita menyampaikan, Pemerintah Kota Semarang beberapa waktu terakhir ini. Baru saja melakukan penyesuaian surat pertanggungjawaban (SPJ) sesuai rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Setelah ini, pihaknya akan segera fokus merealisasikan program-program yang telah terencana.
“Mereka minta kami untuk mengevaluasi swakelola baik di dinas teknis maupun lainnya. SPJ akan ada pembenaran semua. Hari ini target terakhir penyesuaian SPJ. Kami akan kerja lagi merealisasi serapan belanja untuk lebih tertata dan lebih cepat lagi,” papar Ita. (*)
Editor: Elly Amaliyah