SEMARANG, beritajateng.tv – Menteri Transmigrasi RI, Iftitah Sulaiman Suryanagara, menyebut Presiden RI Prabowo Subianto tengah pusing mencari orang pintar yang mampu menjawab persoalan masyarakat.
Hal itu Sulaiman sampaikan saat memberikan kuliah umum di di Gedung Prof. Soedarto, Universitas Diponegoro (Undip), Kota Semarang, Jumat, 31 Oktober 2025 sore.
Kepada ratusan mahasiswa Undip yang hadir di kuliah umum tersebut, Sulaiman menyebut orang pintar yang tengah Prabowo cari bukan mereka yang memiliki Indeks Kumulasi Prestasi (IPK) 4.00, melainkan yang jujur dan mampu menyelesaikan masalah di masyarakat.
“Ya, presiden ini pusing. Kenapa presiden pusing? Cari orang pintar, orang pintar bukan yang IP-nya 4,0, bukan. Orang pintar yang berintegritas dan mampu menjawab persoalan masyarakat. Itu yang sedang Bapak Presiden cari,” ujar Sulaiman.
BACA JUGA: Satu Tahun Kinerja Prabowo-Gibran, Mahasiswa di Semarang Kritik MBG hingga Tuntut Reshuffle Menteri
Dalam kesempatan itu, Sulaiman turut menyinggung pandangan Prabowo yang mempersilakan Warga Negara Asing (WNA) menempati posisi strategis di BUMN. Menurutnya, Prabowo berpandangan lebih baik mendatangkan tenaga ahli asing untuk memperkuat pengelolaan BUMN di dalam negeri ketimbang mengirim tenaga kerja lokal ke luar negeri.
“Bahkan sekarang ini kata presiden “Olah BUMN, bolehlah orang asing masuk.” Ya kita ngapain ke luar negeri? Ya kan? Ke luar negeri belum tentu menjanjikan lapangan kerjanya. Di sini sebetulnya banyak sekali lapangan kerja, yang tinggal desain pembangunan manusianya yang lebih fokus,” ujar dia.
Tawarkan Beasiswa Patriot, ada kuota 30 persen untuk KOMCAD
Dalam kesempatan itu, Sulaiman turut memaparkan skema pelaksanaan Beasiswa Patriot yang akan dibuka tahun depan. Program tersebut menyasar seribu lulusan universitas ternama di Indonesia, dengan 30 persen di antaranya disiapkan untuk jalur khusus Komando Cadangan (Komcad).
“Yang nonreguler khusus ini nanti akan dilatih juga Komcad, menjadi tentara cadangan,” ujarnya.
Sulaiman menjelaskan, peserta jalur Komcad tidak hanya akan mendapat pelatihan kedisiplinan dan dasar kepemimpinan, tetapi juga akan terlibat dalam kegiatan latihan gabungan bersama tentara cadangan Singapura.
“Saya sudah bicara dengan Kepala Staf Tentara Cadangan Singapura. Kalau tidak tahun depan, tahun depannya lagi 2027, kita akan melakukan latihan gabungan untuk pertama kalinya dalam sejarah, antara tentara cadangan Singapura dan tentara cadangan Indonesia, melalui program transmigrasi ini,” paparnya.

 
									












