“Penghargaan tanpa pengakuan terhadap korban pelanggaran HAM hanyalah pelupaan terstruktur,” tegasnya.
Amnesty International Indonesia juga menilai keputusan ini berpotensi mengaburkan tanggung jawab negara terhadap masa lalu kelam.
“Bangsa yang tidak berani mengakui luka sejarahnya akan kehilangan arah moral. Kita bisa menghormati jasa Soeharto, tapi jangan menutup mata terhadap sisi gelap kekuasaannya,” tegas Hersubeno.
BACA JUGA: Fadli Zon Tegaskan Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional Tetap Berlanjut
Ia juga mengingatkan bahwa sejarah bukan untuk menjustifikasi masa lalu, melainkan agar bangsa tidak tersesat di masa depan.
Pemerintah melalui Menteri Sosial Saifullah Yusuf menegaskan keputusan ini semata bentuk penghargaan atas jasa Soeharto dalam membangun ekonomi dan menjaga stabilitas nasional.
Namun, Hersubeno menutup videonya dengan peringatan tajam, “Jika penghormatan berubah menjadi pelupaan, maka bangsa ini sedang menulis ulang sejarahnya dengan tinta amnesia.”
Bangsa besar, menurutnya, bukan bangsa tanpa luka, melainkan bangsa yang berani menatap masa lalunya dengan jujur tanpa kehilangan arah. (*)













