Scroll Untuk Baca Artikel
Politik

Songsong Kontestasi Pemilu 2024, PKS Perlu Merapat ke Ceruk NU atau Muhammadiyah, Ini Alasannya

×

Songsong Kontestasi Pemilu 2024, PKS Perlu Merapat ke Ceruk NU atau Muhammadiyah, Ini Alasannya

Sebarkan artikel ini
Partai Keadilan Sejahtera
Potret Anis Sholeh Ba’asyin. (Foto: Dok. Anis Sholeh Ba’asyin)

“Sebenernya engga juga, justru sebaliknya. Sampai tahun 1984, NU keluar dari PPP karena tidak lagi berpolitik. Baru setelah reformasi, tokoh-tokoh NU bikin PKB. Jadi sebenarnya PPP dulu bermula dari konteks ini. Suaranya mengerucut kan. PPP bukan cuma NU, ada banyak organisasi muslim di sana,” terangnya.

BACA JUGA: Mantan Anggota DPRD Demak Jadi Tersangka Kasus Uang Sewa Kelola Pasar Wonosekar

Mampu raup suara santri, Gus Yasin dari PPP sangat berpotensi maju Pilkada hingga DPR RI

Nama Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin menjadi politisi terkemuka di Jateng yang berasal dari PPP. Keputusannya mencalonkan diri sebagai DPD RI pun tak luput dari sorotan Anis. Ia meyakini, basis suara santri, khususnya Rembang, mampu mengantarkan Gus Yasin menuju kursi Senayan pada kontestasi Pemilu 2024 mendatang.

“Kalau katakanlah minimal saja alumni Ponpes Al-Anwar, Sarang bisa dimobilisir, karena kaitan Sarang dengan Alm. Mbah Maimoen, itu punya pengaruh kuat. Masih masuk lah,” tuturnya.

Bahkan, Anis percaya jika Gus Yasin maju sebagai Gubernur Jateng atau DPR RI, sosoknya mampu bertanding dengan dukungan massa yang cukup kuat.

Namun Anis menilai, Gus Yasin yang terkenal ‘low profile’ mungkin kurang percaya diri untuk maju dalam Pilkada 2024 mendatang. Alasannya tak maju sebagai anggota DPR RI dirasa Anis bahwa Gus Yasin tak ingin terlalu rumit berurusan dengan partai penyokongnya.

“Bayangan saya, dia tidak di situ (bacalon DPD RI). Harusnya dia Wagub kenapa ga maju jadi Gubernur. Kalau Pileg, paling dapil 3, Pati, Rembang, Blora, Purwodadi, itu kan akarnya kuat, lebih kuat. DPD kan se-Jateng. Kalau maju DPR pusat kan cuma 4 kabupaten. Harusnya dia bisa naik tapi tampaknya dia ga percaya diri untuk masuk ke situ. Mungkin kalau DPR RI terlalu ribet, jadi DPD itu pilihannya. Gus Yasin kan lebih suka low profile,” tandasnya. (*)

Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan